Kunci Pertumbuhan Ekonomi 2022, Ekonom: Jangan Ada Lonjakan Kasus Varian Omicron
Temuan mutasi virus Corona Omicorn menjadi bayang-bayang pemulihan ekonomi nasional pasca landainya kasus covid 19 di Indonesia belakangan.
IDXChannel - Temuan mutasi virus Corona Omicorn menjadi bayang-bayang pemulihan ekonomi nasional pasca landainya kasus covid 19 di Indonesia belakangan.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah mengatakan dampak varian baru terhadap Perekonomian Indonesia akan mulai dirasakan ketika lonjakan kasus tersebut terjadi.
"Selama tidak terjadi lonjakan kasus, mobilitas dan aktivitas Masyarakat tidak terganggu, selama itu juga perekonomian akan berjalan baik, demikian Juga dengan proses pemulihan ekonomi yang saat ini sedang berlangsung," ujar Piter Abdullah kepada MNC Portal, Minggu (5/12/2021).
Menurutnya meski negara lain diterjang gelombang baru dengan adanya temuan virus omicron kondisi ekonomi Indonesia masih akan bisa terkendali berjalan di atas peta pemulihan ekonomi.
"Meskipun Ada omicron, kalau Kita bisa menjaga agar tidak terjadi lonjakan kasus atau gelombang ketiga, saya kira proses pemulihan ekonomi Kita tidak akan terganggu," sambung Piter.
Selanjutnya di tahun 2022, pertumbuhan ekonomi di proyeksikan berada diangka 4,5 - 5,5% dengan asumsi adanya varian baru omicorn tidak menjadi gelombang baru covid 19 di Indonesia.
"Bukan omicron yg seharusnya Kita khawatir kan , tetapi kelalaian kita yg justru lebih berbahaya dan harus Kita hindari, oleh karena Itu Saya sangat mendukung langkah hati-hati pemerintah yang menerapkan PPKM level 3 selama libur natal dan tahun baru," lanjut Piter.
Untuk itu Piter menyarankan pemerintah nuntuk fokus dalam penanggulangan pandemi covid 19 dan tetap memberikan stimulus sebagai instrumen pemulihan ekonomi nasional.
"Ya pasti akan ada koreksi, tanpa omicron juga kalau ada gelombang baru maka ekonomi akan terdampak, terkoreksi lagi," pungkas Piter. (TIA)