Laporan ICAEW Prediksi Ekonomi Global Tumbuh 5,8 Persen pada Akhir 2021
Laporan ICAEW Global Economic Forecast Report memperkirakan ekonomi global akan tumbuh sekitar 5,8% pada tahun 2021 dan 4,7% pada tahun 2022.
IDXChannel - Seperti diketahui, di seluruh dunia, banyak negara mengalami awal yang lemah untuk tahun ini, dengan meningkatnya infeksi dan pembatasan yang lebih ketat menghambat kegiatan di kuartal ke-1 sebelum meningkat di kuartal ke-2, seiring dengan berjalannya program vaksinasi.
PDB global tercatat tumbuh sebesar 1,4% pada kuartal ke-2 tahun 2021, melebihi tingkat pertumbuhan yang terlihat dalam 15 tahun sebelum pandemi Covid-19, termasuk laju pemulihan yang terlihat setelah Krisis Keuangan Global tahun 2008.
Namun, ada tanda-tanda bahwa momentum ini dapat goyah, didorong oleh pembatasan yang lebih ketat dan kekhawatiran tentang varian Delta, serta gangguan rantai pasokan yang memengaruhi sektor-sektor utama seperti manufaktur.
Secara keseluruhan, Laporan ICAEW Global Economic Forecast Report memperkirakan ekonomi global akan tumbuh sekitar 5,8% pada tahun 2021 dan 4,7% pada tahun 2022.
Pada Forum Ekonomi Internasional yang diselenggarakan oleh ICAEW pada 14 September 2021, para pemimpin dan pakar industri membahas prospek ekonomi Tiongkok, Asia Tenggara, dan Timur Tengah, dengan fokus pada dampak varian Delta dan bagaimana negara dapat menciptakan pertumbuhan melalui ekonomi yang lebih hijau.
Era pasca Covid-19 akan didominasi oleh perubahan iklim dan pemulihan dari pandemi memberikan peluang bagi pebisnis untuk membangun kembali bisnis mereka dengan cara yang lebih kuat dan berkelanjutan untuk masa depan yang lebih baik.
Mark Billington, Managing Director International ICAEW, mengatakan varian Delta Covid-19 telah menunda proses pemulihan bagi sebagian besar ekonomi Asia Tenggara dan kenyataan hidup dengan Covid-19 sebagai endemik terbukti lebih rumit dari yang dibayangkan.
"Pemerintah tidak hanya harus menerapkan pembatasan dan tindakan yang tepat untuk menahan laju penyebaran varian baru, tetapi mereka juga perlu mempercepat peluncuran vaksinasi mereka untuk mencapai imunitas terhadap virus, untuk meningkatkan prospek pertumbuhan mereka," ujarnya.
Disisi lain, perpindahan dalam pasokan global akan mengganggu sektor manufaktur di tangkat regional
Di tingkat global, berbagai tingkat pembatasan mobilitas dan keberhasilan pelonggaran pembatasan di berbagai negara telah berkontribusi pada pola return-to-work yang tidak merata dan berdampak negatif pada rantai pasokan global.
"Perusahaan di seluruh dunia telah melaporkan bahwa mereka memiliki jumlah unit persediaan produk yang jauh lebih sedikit daripada yang biasanya mereka harapkan," sebutnya.
Kendala pasokan ini akan tetap menjadi masalah dalam jangka pendek, dan produksi yang lambat akan menyebabkan peningkatan biaya dan tekanan inflasi yang akan memiliki ripple-effect pada pemulihan ekonomi di Asia Tenggara.
(SANDY)