Mantap, Neraca Perdagangan Surplus 19 Bulan Berturut-turut
Neraca perdagangan Indonesia tercatat surplus selama 19 bulan berturut-turut. Bahkan pada November, surplus neraca perdagangan mencapai USD3,51 miliar.
IDXChannel - Neraca perdagangan Indonesia tercatat surplus selama 19 bulan berturut-turut. Bahkan pada November ini, surplus neraca perdagangan mencapai USD3,51 miliar atau sekitar Rp50,4 triliun.
Kepala BKF Febrio Kacaribu mengatakan jika diakumulasikan, surplus neraca perdagangan sejak Januari hingga November 2021 mencapai USD34.32 miliar.
"Surplus yang tinggi ini didukung oleh nilai ekspor yang tinggi. Nilai ekspor kumulatif (Jan-Nov'21) merupakan nilai ekspor yang tertinggi paling tidak sejak tahun 2000”, jelas Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan RI, Febrio Kacaribu di Jakarta, Rabu (15/12/2021).
Tren peningkatan ekspor terus berlanjut, didorong baik oleh peningkatan harga komoditas utama maupun volume. Ekspor produk manufaktur dan pertambangan mencatatkan pertumbuhan yang cukup tinggi. Di sisi lain, impor juga menunjukkan tren yang meningkat, menandakan terus menguatnya aktivitas ekonomi nasional.
"Peningkatan impor bisa dilihat dari semua sektor, baik sektor migas maupun non-migas serta berdasarkan penggunaannya, seperti barang konsumsi, bahan baku/penolong, dan juga barang modal," katanya.
Total nilai ekspor di bulan November 2021 mencapai USD22,84 miliar, naik 49.7 persen secara tahunan (yoy) atau 42.6 persen sepanjang tahun berjalan (ytd). Nilai ekspor bulan November ini merupakan ekspor bulanan tertinggi paling tidak sejak tahun 2000, memecahkan rekor pada bulan Oktober 2021, sebesar USD22.03 miliar. Sektor non-migas menyumbang hingga 94,17 persen dari total ekspor atau sebesar USD21,51 miliar dengan kenaikan 74.8 persen (yoy) dan 42 persen secara year to datw
Nilai ekspor ini didominasi oleh sektor industri manufaktur dengan kontribusi mencapai 71.2 persen dan pertumbuhan 34.44 persen (yoy) atau 35.4 persen (ytd). Sektor lainnya yang juga turut berkontribusi cukup besar adalah sektor pertambangan yang tumbuh tinggi sebesar 146.9 persen (yoy).
"Kinerja ekspor yang tinggi didorong oleh komoditas utama seperti CPO, besi dan baja, batubara dan timah. Dengan demikian, total ekspor sepanjang Januari - November 2021 mencapai USD209,16 milliar atau naik sebesar 42,62 persen dibanding periode yang sama pada tahun 2020,” tutup Febrio. (RAMA)