Menteri ESDM Targetkan RUU EBET Terbit di Kuartal I 2024
Menteri ESDM, Arifin Tasrif, menargetkan pembahasan Rancangan Undang-Undang Energi Baru dan Energi Terbarukan (RUU EBET) rampung pada kuartal I 2024.
IDXChannel - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, menargetkan pembahasan Rancangan Undang-Undang Energi Baru dan Energi Terbarukan (RUU EBET) rampung pada kuartal I 2024.
Menurutnya, undang-undang itu bisa mendorong upaya Indonesia untuk bisa mencapai target pengurangan emisi. "Saat ini juga parlemen sedang menyiapkan draf RUU EBET, nah kita harapkan ini kuartal pertama 2024 sudah bisa diputuskan untuk bisa disahkan sebagai UU energi baru terbarukan," terangnya di kantornya, Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (21/11/2023).
Arifin menyebut RUU EBET ini menjadi jaminan kebijakan untuk memanfaatkan EBT sebagai prioritas untuk mengurangi emisi di Indonesia. Sebab dalam RUU tersebut masuk pula beberapa sumber energi baru, di antaranya amonia, green hydrogen hingga pembangkit nuklir.
Lebih lanjut, dia menyinggung mengenai pentingnya mendorong pengembangan infrastruktur yang masuk dalam lima program yang juga perlu disiapkan oleh Sekretariat JETP. Salah satunya yakni pensiun dini pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara.
Arifin sebelumnya menyampaikan proses penyiapan RUU EBET ini sudah memakan waktu yang cukup panjang. Dalam proses perancangannya telah menghasilkan 574 daftar inventarisasi masalah (DIM).
"Sebagian besar sudah terselesaikan," jelas Arifin dalam Rapat Kerja bersama Komisi VII DPR RI pada Senin (20/11/2023) kemarin.
Dalam kesempatan terpisah, Wakil Ketua Komisi VII DPR Eddy Soeparno, optimistis pembahasan RUU EBET selesai sebelum tahun ini berganti Hal itu lantaran separuh Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) sudah dibahas oleh panitia kerja (panja).
Namun, saat ini perlu ada peralihan tanggung jawab RUU EBET, menyusul pergantian Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM dari Dadan Kusdiana ke Yudo Dwinanda Priaadi.
"Tapi saya kira isu-isu itu bisa segera dibahas apalagi pejabat baru pengganti Pak Dadan itu seseorang yang sudah sangat kompeten dalam penanganan isu-isu EBT," jelas Eddy beberapa waktu lalu.
Eddy mengakui banyak pembahasan RUU EBET yang kompleks sehingga target pengesahannya selalu diundur. Dia memastikan pihaknya bersama Yudo bisa menyamakan persepsi, termasuk terkait skema power wheeling.
"Saya berkeyakinan bahwa sejumlah isu-isu lain yang sudah kita bahas sebelumnya yang merupakan isu yang sifatnya pelik bisa selesai juga. Saya optimistis tahun ini akan selesai," ujarnya.
(FRI)