ECONOMICS

Minyak Curah Bakal Hilang dari Pasaran, Begini Komentar Para Pedagang

Iqbal Dwi Purnama 27/11/2021 18:23 WIB

Terkait bakal ditariknya minyak goreng curah dari pasaran, berikut komentar pedagang.

Minyak Curah Bakal Hilang dari Pasaran, Begini Komentar Para Pedagang (Dok.MNC Media)

IDXChannel - Kementerian Perdagangan (Kemendag) bakal segera menarik minyak goreng curah dari pasar mulai Januari tahun depan 2022. Dengan kebijakan tersebut berarti hanya minyak goreng kemasan atau yang memiliki merk yang boleh ada di pasaran.

Kebijakan tersebut juga dibarengi dengan harga minyak goreng yang saat ini melambung tinggi sehingga menimbulkan spekulasi dari para pedagang pasar dan pengusaha.

Beberapa pedagang minyak curah yang ditemui MNC Portal di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, menyebut lebih senang menjual minyak kemasan ketimbang minyak curah karena praktis.

Salah satu pedagang minyak curah bernama Ganjar mengatakan narasi minyak goreng curah akan dicabut dari pasar sebetulnya sudah ada sejak lama, namun pada kenyataannya sampai saat ini pun masih ada.

Ganjar mengaku tidak masalah kalau pun minyak goreng curah nantinya ditiadakan di pasar. Karena yang terpenting adalah ketersediaan barang tersebut mampu untuk memenuhi kebutuhan pasar.

"Kalau minyak curah tidak ada itu tidak apa-apa, tapi minyak-minyak kemasan itu harus ready, yang penting harga minyak standar aja," ujar Ganjar kepada MNC Portal, Sabtu (27/11/2021).

Menurutnya saat ini harga minyak goreng baik yang curah maupun yang kemasan sama-sama memiliki harga yang relatif tinggi yang berakibat pada permintaan yang menurun.

"Sekarang melonjak naik harganya, sekarang saja jual sekitar Rp20 ribu/Kg, dulu itu Rp14 sampai Rp16 ribu, (sekarang) aslinya permintaan malah berkurang, waktu mulai naik, datang minyak kemasan yang murah akhirnya pada nyerbu yang murah," lanjut Ganjar.

Ganjar menyebut kenaikan harga tersebut terjadi secara bertahap yang dimulai sejak tahun lalu dan tidak kunjung mengalami penurunan hingga saat ini. "Itu sudah agak lama sih, cuma naiknya bertahap, sejak tahun kemarin sampai tahun ini, harganya tidak pernah turun," tutur Ganjar.

Penjual lain bernama Yono justru menyambut baik jika minyak goreng curah akan dihilangkan dari pasar pada Januari mendatang. "Ya bagus ya, karena minyak kemasan itu kan lebih higenis, lebih bagus, minyak curah lagi naik terus, satu kilo Rp20 ribu," sambung Yono.

"Saya berharap sih kembali normal, saya lebih suka menjual minyak kemasan, karena lebih praktis," harap Yono.

Kenaikan minyak goreng saat ini direspon oleh salah satu pedagang minyak goreng curah bernama Hajiahgilah yang sudah berjualan minyak goreng lebih dari 30 tahun.

Bisa dikatakan olehnya kalau harga minyak goreng kali ini menjadi yang termahal sejak dirinya berjualan di Pasar Kramat Jati.

"Sekarang memang minyak sedang mahal, minyak curah ya mahal, minyak curah ya mahal, sama aja, masyarakat sama saja tetap beli, karena perlu, mau direbus terus ya ora gelem (tidak mau)" sambung Hajiahgilah.

Dirinya berharap harga minyak goreng bisa kembali normal supaya konsumsi masyarakat terhadap minyak goreng juga bisa kembali normal. "Harapannya mudah-mudahan harganya turun, kasian masyarakat, kalau mahal kan belinya sedikit, tapi kalau murah kan belinya jadi mendingan," tambahnya.

Harga minyak goreng yang tinggi belakangan sama dengan harga minyak goreng kemasan membuat salah satu penjual gorengan bernama Yadi semakin terbiasa menggunakan minyak goreng kemasan.

"Ya paling kalau curah tidak ada ya pakai yang kemasan, sekarang harga minyak mahal dan keuntungan menipis, sekarang 2 literan 200 lebih" kata Yadi.

(IND) 

SHARE