Modal Rp500 Ribu, Sudah Bisa Investasi Reksa Dana di Bank Jago dan Bibit
Bank Jago dan Bibit melucurkan fitur yang memungkinkan pengguna dapat menabung reksa dana bersama dengan teman dan keluarga di dalam satu portofolio.
IDXChannel - Setelah menjalin kemitraan strategis dengan PT Bank Jago Tbk (Jago) di bulan Juli 2021, PT Bibit Tumbuh Bersama (Bibit) kini meluncurkan fitur Bibit Bareng, yang memungkinkan pengguna dapat menabung reksa dana bersama dengan teman dan keluarga di dalam satu portofolio.
Masifnya digitalisasi saat ini, diharapkan membawa kemudahan dalam berbagai aspek kehidupan, tak terkecuali dalam hal berinvestasi. Tentunya generasi milenial saat ini sedang gencar melakukan investasi, bahkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan bahwa investor tahun 2021 ini didominasi oleh generasi milenial.
“Ada banyak cara nabung buat siapin masa depan, salah satu yang paling populer adalah investasi reksa dana. Reksa dana banyak disukai para investor dari kalangan manapun dan usia berapa saja karena berbagai alasan,” ungkap Lead PR & Communication Bibit.ID, William, dalam Webinar Edukasi Investasi Cerdas ‘IDX Channel Millenial Class bersama Bank Jago’, Kamis (30/9/2021).
Aplikasi bank jago kini telah terintegrasi dengan aplikasi bibit, dimana integrasi ini memampukan pengguna bibit untuk rutin berinvestasi, atau membeli produk reksa dana, tanpa perlu lagi melakukan top up saldo.
Setiap pembelian reksa dana bisa langsung memotong atau auto debet isi rekening nasabah di bank jago. Selain menjadi lebih simple, konektivitas rekening jago dengan aplikasi bibit juga membuat biaya transaksi menjadi lebih murah.
“Jika teman-teman pilih reksa dana, kamu nggak perlu mulai investasi dengan modal besar kok. Memang hal ini tergantung pada penyedia yang kamu pilih, tapi pada umumnya modal yang perlu kamu siapkan nggak sampai Rp1 juta. Sekarang juga sudah banyak reksa dana yang modalnya di bawah Rp500 ribu,” lanjutnya.
William mengatakan bahwa generasi milenial lebih baik mulai berinvestasi mulai hari ini, sebab setiap harinya inflasi terus terjadi.
“Mulai investasi harus dari hari ini, dimanapun kita berada kita inflasi bias jadi alasannya. Simpelnya, inflasi itu naiknya harga-harga kebutuhan kita sehari-hari. Dan parahnya lagi, harga-harga kebutuhan medis dan pendidikan dari tahun ke tahun, kalau kita lihat di masa depan ini harganya cenderung terus naik. Kalau kita tidak investasi, sama saja kita tidak mempersiapkan diri lebih baik untuk mengatasi inflasi ini di masa depan,” tandasnya. (RAMA)