OJK Terus Dorong Pertumbuhan Sektor UMKM, Ini Strateginya
Data OJK menunjukkan kredit perbankan hingga bulan September 2021 mencapai Rp5.652,8 triliun, tumbuh 2,21 persen secara yoy dan positif 3,12 persen secara ytd.
IDXChannel - Juru Bicara Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sekar Putih Djarot mengatakan, OJK akan terus mendorong pertumbuhan sektor UMKM di tengah tren positif ekonomi nasional.
Berbagai kebijakan dilakukan agar UMKM bangkit. Strategi yang dilakukan dengan melanjutkan berbagai program terintegrasi dari hulu hilir dan terintegrasi.
"Berbagai program dilakukan yang juga melalui pasar modal. Kemudian juga ada digital market place, lalu kampus UMKM dengan bermitra bersama startup. Tujuannya membuka ekonomi baru. Kami juga menggandeng Pemda dan melakukan digitalisasi sektor keuangan. Tujuannya agar masyarakat bisa mendapatkan akses keuangan lebih mudah," ujar ujar Sekar, dalam live IDX Channel di Jakarta (9/11/2021).
Hal ini harus diperhatikan karena menyambut aktivitas perekonomian yang mulai pulih sejalan penyebaran covid-19 varian delta mulai mereda. Selain itu peningkatan vaksinasi terus gencar dilakukan.
Terbukti stabilitas sistem keuangan pada September 2021 terjaga dengan kinerja yang bertumbuh positif. Hal ini terlihat pada pertumbuhan kredit dan penghimpunan dana di pasar modal seiring terkendalinya pandemi covid-19 dan meningkatnya aktivitas perekonomian.
Data OJK menunjukkan kredit perbankan hingga bulan September 2021 mencapai Rp5.652,8 triliun, tumbuh 2,21 persen secara yoy dan positif 3,12 persen secara ytd.
Pertumbuhan kredit utama di sektor transportasi, pertanian, rumah tangga, dan konstruksi juga tumbuh positif masing-masing sebesar 14,59 persen, 4,34 persen, 3,77 persen, dan 3,6 persen.
Sementara itu, untuk Dana Pihak Ketiga (DPK) pada September 2021 tercatat sebesar Rp7.162,3 triliun. Angka ini mengalami pertumbuhan sebesar 7,69 persen secara yoy. "
"Kami melihat dana simpanan masyarakat sudah berputar menjadi konsumsi sehingga ini membuat permintaan masyarakat meningkat. Karena itu kredit konsumsi juga terdorong," katanya.
Di sisi lain, penghimpunan dana di pasar modal tembus Rp273,9 triliun atau meningkat 282,8 persen dari periode yang sama tahun lalu, dengan 40 emiten baru. NAB Reksa Dana juga meningkat diiringi pertumbuhan jumlah investor domestik yang mencapai 6,4 juta investor.
Pada September 2021, penyaluran pembiayaan Fintech P2P Lending tumbuh mencapai Rp27,48 triliun atau naik 116,2 persen secara yoy. Sementara, piutang perusahaan pembiayaan melanjutkan tren perbaikan meskipun masih terkontraksi dengan tumbuh minus 7,0 persen secara yoy.
Secara risiko lembaga jasa keuangan terjaga dengan rasio NPL gross tercatat sebesar 3,22 persen (NPL net: 1,04 persen) dan rasio NPF Perusahaan Pembiayaan turun pada 3,85 persen. Likuiditas industri perbankan berada pada level yang memadai.
Untuk rasio alat likuid/non-core deposit dan alat likuid/DPK masing-masing pada level 152,8 persen dan 33,53 persen, jauh di atas threshold masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen.
Permodalan lembaga jasa keuangan juga terpantau kuat. Rasio kecukupan modal alias Capital Adequacy Ratio (CAR) industri perbankan sebesar 25,24 persen, jauh di atas threshold. "Secara CAR ini menunjukkan ada bantalan untuk ekspansi kredit bank kedepan. Kami optimistis hingga akhir tahun ini masih akan terus bertambah penyaluran kredit," katanya.
(SANDY)