ECONOMICS

Pelindo Cetak Laba Bersih Rp3,9 Triliun di Tengah Pusara Kasus Korupsi Dapen

Suparjo Ramalan 12/05/2023 15:02 WIB

PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo mencetak laba bersih sebesar Rp3,9 triliun (audited) sepanjang 2022.

Pelindo Cetak Laba Bersih Rp3,9 Triliun di Tengah Pusara Kasus Korupsi Dapen (Foto MNC Media)

IDXChannel - PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo mencetak laba bersih sebesar Rp3,9 triliun (audited) sepanjang 2022. Angka itu tumbuh 23 persen dibandingkan 2021. Kabar baik ini setidaknya bisa menjadi sentimen positif di tengah kasus korupsi dana pensiun (dapen) di Pelindo.

Direktur Utama Pelindo, Arif Suhartono mengatakan, pembukuan laba bersih menjadi indikator keberhasilan dari merger Pelindo pada Oktober 2021.

Bahkan, nilai laba bersih tersebut turut menyumbang peningkatan laba BUMN pada 2022 yang mencapai total Rp303 triliun, meningkat lebih dua kali lipat dibandingkan 2021 sebesar Rp126 triliun.

“Penggabungan Pelindo telah menciptakan sinergi antar entitas dalam Pelindo Grup, sehingga pengelolaan pelabuhan dapat dilakukan secara tersentralisasi dan lebih optimal. Hal ini dikombinasikan dengan kinerja yang solid dan membuat Pelindo berhasil mencatatkan peningkatan kinerja pada 2022,” ujar Arif, Jumat (12/5/2023). 

Bukan hanya itu, kontribusi Pelindo pada negara juga naik menjadi Rp7,2 triliun. Jumlah ini 54 persen lebih tinggi dibanding pada 2021, yakni nilai Rp4,7 triliun. Kontribusi tersebut diberikan melalui setoran dividen, PNBP, Konsesi, PPH, PPN dan PBB. 

Arif mencatat, capaian positif Pelindo pada 2022 juga didukung dengan adanya program-program transformasi yang dilakukan secara berkelanjutan sejak merger pada Oktober 2021.

Pertumbuhan kinerja keuangan perusahaan, lanjut dia, juga didukung oleh kinerja operasional, di mana Pelindo membukukan tren positif pada kinerja operasional. Arus peti kemas, misalnya, mencapai 17,2 juta TEUS atau meningkat sebesar 1 persen dibandingkan periode yang sama 2021.

Demikian juga arus barang yang terealisasi sebesar 160 juta ton, tumbuh 9 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, arus kapal yang keluar masuk pelabuhan mencapai 1,2 miliar GT atau tumbuh 1 persen dibandingkan tahun sebelumnya. 

Di sisi lain, arus penumpang mencapai 15 juta orang atau meningkat 86 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Arif menjelaskan, atas pengelolaan bisnis perusahaan yang yang integrasi membuat Pelindo memiliki kendali strategis yang lebih baik, sehingga memudahkan melakukan transformasi layanan operasi end-to-end seperti menciptakan standarisasi sistem layanan operasional pelabuhan yang sebelumnya berbeda-beda antar pelabuhan.  

Hasil dari transformasi Pelindo pasca merger mulai terlihat dari peningkatan kinerja dan produktivitas bongkar muat peti kemas di sejumlah terminal peti kemas. Di mana peningkatan produktivitas bongkar muat diukur dengan parameter boks per kapal per jam (BSH) dan pengurangan port stay atau waktu sandar kapal di pelabuhan yang diukur dengan jumlah hari.   

“Bagi Pelindo, makin pendeknya waktu sandar dan waktu bongkar muat membuat biaya operasional makin efisien, dan diharapkan trafik kapal dapat meningkat. Bagi pelanggan, baik shipping line maupun cargo owner juga dapat memetik manfaat efisiensi biaya dan business opportunity yang lebih besar,” tuturnya.

Sekadar informasi, Pelindo sedang terseret dugaan kasus korupsi dana pensiun (dapen) atau DP4 periode 2013-2019. Kejaksaan Agung telah menetapkan enam orang tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengelolaan dana pensiun Pelindo 2013-2019. 

Keenam tersangka, yakni Direktur Utama DP4 periode 2011 hingga 2016 bernama Edi Winoto, Direktur Keuangan DP4 periode 2008 sampai 2014 Khamidin Suwarjo, dan Manajer Investasi DP4 periode 2005 sampai 2019 Umar Samiaji.

Selanjutnya, Imam Syafingi selaku Staf Investasi Sektor Riil periode 2012-2017, Chiefy Adi Kusmargono selaku Dewan Pengawas DP4 periode 2012-2017, dan Ahmad Adhi Aristo selaku makelar tanah.

(FAY)

SHARE