ECONOMICS

Pemerintah Klaim Kelapa Sawit Selamatkan 16,2 Juta Orang Indonesia dari Jurang Kemiskinan

Michelle Natalia 08/08/2023 16:26 WIB

Industri kelapa sawit menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia dan mampu menyelamatkan 16,2 juta orang dari jurang kemiskinan.

Pemerintah Klaim Kelapa Sawit Selamatkan 16,2 Juta Orang Indonesia dari Jurang Kemiskinan. (Foto: MNC Media)

IDXChannelIndustri kelapa sawit menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Bahkan, industri tersebut mampu menyelamatkan 16,2 juta orang dari jurang kemiskinan.

Hal tersebut diutarakan oleh Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Musdhalifah Machmud. Dia menyebut sebanyak 317 kabupaten dari total 580 kabupaten di Indonesia memiliki ekonomi yang sangat bergantung pada hasil perkebunan kelapa sawit

"Ini yang harus kita perjuangkan, ini yang harus kita bela. 16,2 juta orang bergantung pada kelapa sawit, bahkan mungkin lebih, dari Sabang sampai Merauke," ujar Musdhalifah dalam Seminar Nasional "Sawit Memerdekakan Rakyat Indonesia dari Kemiskinan" yang diselenggarakan oleh SawitKita di Jakarta, Selasa (8/8/2023).

Maka dari itu, dia menyebut kelapa sawit kemudian menjadi kunci utama untuk memajukan perekonomian mereka, termasuk daerahnya. Terlebih lagi, saat ini aturan dana bagi hasil (DBH) kelapa sawit sudah tertuang dalam PP 38 tahun 2023. 

Adapun ketentuan porsi DBH untuk daerah perbatasan adalah sekitar 20%, provinsi sebesar 20%, dan 60% untuk kabupaten penghasil. "Bayangkan 60% wilayah di Indonesia, ekonominya bergantung pada kelapa sawit. Jadi ini kita harus ingat betul-betul  bahwa rakyat kita bergantung pada kelapa sawit, supaya tidak hidup di bawah garis kemiskinan," ungkap Musdhalifah.

Lebih lanjut, dia mengatakan masih ada 10 juta lebih rakyat Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan. Mereka yang seharusnya menjadi fokus perjuangan untuk dibangkitkan kembali perekonomiannya. 

"Jangan sampai daerah yang ekonominya sudah ada selalu diganggu dan disebut merusak ekosistem. Ekosistem itu, contohnya hutan saja tidak diapa-apakan, pohon itu tumbang dengan sendirinya kalau tua, akan tumbuh lagi pohon-pohon baru, begitu juga dengan ekosistem," ujarnya.

(FRI)

SHARE