ECONOMICS

Pemerintahan Jokowi Berhasil Ambil Alih Tambang 'Raksasa' dari Asing

Dita Angga Rusiana 13/10/2021 13:38 WIB

Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) berhasil mengambil alih tambang-tambang raksasa yang puluhan tahun di kelola oleh perusahaan asing.

Pemerintahan Jokowi Berhasil Ambil Alih Tambang 'Raksasa' dari Asing (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) berhasil mengambil alih tambang-tambang raksasa yang puluhan tahun di kelola oleh perusahaan asing dan kini dikelola oleh Badan Usaha Milik Negara.

Presiden Jokowi mengungkapkan, pengambil alihan tersebut tujuannya tidak lain untuk meningkatkan nilai tambah dan menjaga kepentingan nasional serta masyarakat.

“Nilai tambah yang maksimal untuk kepentingan nasional, untuk kepentingan dalam negeri kita, untuk rakyat kita. Itulah mengapa kepemilikan beberapa perusahaan asing kita ambil alih,” katanya saat memberikan pengarahan kepada peserta Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) XXIII dan Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXII Tahun 2021 Lemhannas RI, di Istana Negara, (Rabu (13/10/2021).

Jokowi mengatakan perusahaan yang diambil alih yakni Freeport, Blok Mahakam dan Blok Rokan. Di mana untuk Blok Mahakam dan Blok Rokan pengelolaannya diserahkan kepada PT Pertamina.

Freeport Indonesia seperti diketahui mengelola tambang emas raksasa Grasberg di Papua. Kemudian, Blok Mahakam yang merupakan salah satu tambang migas yang paling besar produksi minyak dan gas buminya, termasuk juga Blok Rokan yang telah dikelola perusahaan asing selama 97 tahun lamanya.

“Freeport misalnya yg sudah 54 tahun dikelola oleh Freeport-McMoRan dua tahun yang lalu mayoritas telah kita ambil sahamnya. Sehingga dari 9 persen menjadi mayoritas 51 persen. Kemudian juga Blok Mahakam yg sudah 43 tahun dikelola oleh Total dr Prancis. Diambil alih kemudian kita berikan kepada Pertamina 100 persen. Yang terakhir Blok Rokan yg sudah dikelola 97 tahun oleh Chevron juga sudah 100 persen kita berikan kepada Pertamina,” paparnya.

Meski begitu Jokowi mengakui bahwa persoalan keberhasilan pengelolaannya memang masih menjadi pertanyaan.

“Sekarang tinggal kita melihat, kita bs tidak melanjutkan meningkatkan produksi  dari yang sudah  kita ambil alih ini. Inilah yg masih menjadi pertanyaan. Tetapi kita lihat nanti setahun, dua tahun, tiga tahun, empat tahun akan kita lihat mampukah kita,” pungkasnya. (RAMA)

SHARE