ECONOMICS

Penjelasan Luhut soal Pajak BBM Kendaraan Bermotor: Kita Belum Tahu, Lagi Dihitung

Suparjo Ramalan 26/01/2024 21:09 WIB

Pemerintah berencana menaikkan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB). Namun, prosesnya masih dalam kajian alias hitung-hitungan otoritas.

Penjelasan Luhut soal Pajak BBM Kendaraan Bermotor: Kita Belum Tahu, Lagi Dihitung. (Foto MNC Media)

IDXChannel - Pemerintah berencana menaikkan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB). Namun, prosesnya masih dalam kajian alias hitung-hitungan otoritas.

Menteri Koordinator Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, rencana kenaikan pajak BBM kendaraan bermotor masih berupa wacana. Sehingga, hal itu belum dapat direalisasikan.

Menurutnya, kebijakan menaikkan pajak PBBKB seyogyanya juga melibatkan banyak pihak, termasuk masyarakat. Sehingga, pemerintah memperoleh perspektif atau pandangan yang lebih luas.  

“Kita belum tahu, mungkin saja. Bisa saja harga subsidi bisa jadi kurang nanti, we don’t know,” ujar Luhut saat ditemui wartawan di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat (26/1/2024).

Kendati masih berupa wacana, Luhut menyebut, jika pajak BBM kendaraan bermotor naik, maka akan mengurangi angka subsidi BBM.

“Jadi enggak perlu subsidi, kita belum tahu, kita lagi hitung, kita pengennya jangan seperti hiburan tadi, pajak hiburan, kita umumin aja semua wacana-wacana  itu, ayo feedback-nya mana (sanggahan masyarakat),” paparnya.

Wacana kenaikan BBM kendaraan bermotor, lanjut dia, merupakan upaya lain pemerintah untuk mengalihkan jumlah penggunaan kendaraan berbasis bahan bakar fosil ke kendaraan listrik berbasis baterai (EV). 

Hal itu juga dipandang sebagai aksi nyata pemerintah untuk menekan volume polusi di DKI Jakarta dan daerah lainnya. Luhut menegaskan, polusi merupakan hal yang berbahaya dan mematikan, sehingga harus segera ditangani. 

“Dengerin, dengerin biar clear ya, kita kan bicara air pollution, polusi udara, nah polusi udara ini sangat berbahaya karena itu kita mencari solusinya, solusinya tuh banyak parameternya, salah satu adalah mobil listrik,” bebenya.

“Kedua, sekarang kita lagi mengkaji, nanti. Saya sedang menghitung angkanya, mungkin dia sudah ada sekarang, saya enggak tahu, kita mau masuk ke Euro 4-5, sehingga sulfur-nya diturunkan. Itu sehingga nanti mobil-mobil ini bahan bakarnya akan lebih bagus, demikian polusi akan kurang juga. Nah tadi saya sudah singgung EV, jadi EV ini semua kita percepat supaya digunakan sebanyak mungkin,” lanjut dia.

(YNA)

SHARE