ECONOMICS

Produksi Minyak Arab Saudi Turun, Harga Brent Bisa Tembus USD100 per Barel

Wahyu Dwi Anggoro 05/06/2023 12:22 WIB

Penurunan pasokan minyak mentah akan semakin dalam pada kuartal ketiga.

Produksi Minyak Arab Saudi Turun, Harga Brent Bisa Tembus USD100 per Barel. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Penurunan pasokan minyak mentah akan semakin dalam pada kuartal ketiga karena eksportir utama dunia Arab Saudi mengumumkan rencana pemangkasan produksi lanjutan pada Juli.

Menurut para analis yang diwawancarai Reuters pada Senin (5/6/2023), langkah ini mungkin mendorong harga minyak Brent menuju USD100 per barel pada akhir tahun.

Harga minyak melonjak lebih dari USD1 per barel pada Senin setelah Kementerian Energi Arab Saudi mengatakan pada Minggu produksinya akan turun menjadi sembilan juta barel per hari (bpd) pada Juli dari sekitar 10 juta bpd pada Mei. Ini adalah penurunan terbesar dalam beberapa tahun.

Pemotongan sukarela yang direncakan oleh Arab Saudi ini melengkapi kesepakatan yang lebih luas oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu mereka termasuk Rusia untuk memperpanjang pemotongan produksi hingga 2024. Kelompok tersebut berusaha untuk meningkatkan harga minyak yang lesu.

"Arab Saudi memiliki rekam jejak dalam melakukan pemotongan," kata Helima Croft dari RBC Capital dalam sebuah catatan.

"Oleh karena itu, kami memperkirakan pemotongan unilateral sebanyak satu juta barel per hari akan memukul pasar pada Juli," lanjutnya.

Meski demikian, rencana ini kemungkinan tidak akan mendorong harga lebih tinggi secara segera karena akan waktu dibutuhkan untuk melihat dampak penurunan pasokan.

"Dengan Arab Saudi melindungi harga minyak agar tidak merosot terlalu rendah dengan memangkas produksi, kami pikir pasar minyak sekarang lebih rentan," kata analis Commonwealth Bank of Australia Vivek Dhar dalam sebuah catatan.

"Kami pikir Brent berjangka akan naik menjadi USD85/bbl pada Q4 2023 bahkan dengan pemulihan permintaan," lanjutnya.

ANZ mengatakan potensi reli yang kuat pada harga minyak mentah telah meningkat tajam karena pasokan diperkirakan akan mengetat secara signifikan pada paruh kedua tahun ini jika Federal Reserve AS menghentikan kenaikan suku bunga dan hambatan ekonomi makro mereda.

"Investor yakin bahwa Arab Saudi dan OPEC akan melakukan langkah jika pasar mengalami rintangan," kata analis ANZ Daniel Hynes dan Soni Kumari dalam sebuah catatan, 

Analis ANZ mempertahankan target akhir tahun mereka sebesar USD100 per barel untuk Brent.

Pada rapat OPEC+ pekan lalu, Uni Emirat Arab diizinkan untuk menaikkan target produksi sekitar 200.000 bpd menjadi 3,22 juta bpd sementara Rusia, Afrika, dan produsen kecil lainnya memotong kuota mereka agar sesuai dengan tingkat produksi aktual mereka. (WHY)

SHARE