ECONOMICS

RI Dikucilkan, AS Diminta Adil Guyur Subsidi Produk Nikel

Advenia Elisabeth/MPI 05/04/2023 12:01 WIB

Ketua Kadin Indonesia Arsjad Rasjid mendesak Amerika Serikat (AS) untuk bersikap adil dalam memberikan paket subsidi hijau bagi kendaraan listrik.

RI Dikucilkan, AS Diminta Adil Guyur Subsidi Produk Nikel (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Ketua Kadin Indonesia dan ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) Arsjad Rasjid mendesak Amerika Serikat (AS) untuk bersikap adil dalam memberikan paket subsidi hijau bagi kendaraan listrik

Hal itu menyusul langkah pemerintah AS yang akan menerbitkan pedoman kredit pajak bagi produsen baterai dan EV di bawah Undang-Undang Pengurangan Inflasi dalam beberapa minggu ke depan. 

Undang-undang ini mencakup USD370 miliar dalam subsidi untuk teknologi energi bersih. Namun, baterai yang mengandung komponen sumber Indonesia dikhawatirkan tetap tidak memenuhi syarat untuk kredit pajak Inflation Reduction Rate (IRA) secara penuh, karena Indonesia belum memiliki perjanjian perdagangan bebas dengan AS dan dominasi perusahaan China dalam industri nikel.

Arsjad menilai, Indonesia dapat memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan Amerika Serikat akan kendaraan listrik dan baterai. 

"Pasalnya, Indonesia memiliki sepertiga dari dari total cadangan nikel dunia yang menempatkan Indonesia pada posisi pertama, yang mana nikel menjadi bahan yang penting untuk produksi baterai kendaraan listrik," ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (5/4/2023).

Lebih lanjut, Indonesia tengah bekerja sama dengan perusahaan multinasional untuk membangun rantai pasokan nikel terpisah untuk China dan Non-China. 

"Indonesia adalah teman bagi China dan negara barat. Kami menyediakan mineral penting bagi China Amerika Serikat, dan Uni Eropa. Kami berupaya memastikan memiliki portofolio inklusif baik China maupun Non-China dalam sektor pertambangan nikel guna mencapai kesepakatan perdagangan yang adil dan saling menguntungkan,” terang dia.

Berbagai negara telah berinvestasi di Indonesia pada sektor pertambangan, khususnya untuk pengembangan kendaraan listrik dan baterai. Beberapa di antaranya, yaitu LG, SK Group, Samsung, dan Hyundai. 

Ketiga investor ini penting dalam hilirisasi industri nikel termasuk katoda, sel baterai, dan produksi kendaraan. "Hadir juga LG Energy Solution yang sedang membangun pabrik baterai kendaraan listrik di Indonesia dengan produsen mobil listrik Hyundai," tambahnya. 

Di samping itu, Arsjad menekankan pentingnya melihat Indonesia dan ASEAN sebagai alternatif untuk China. Ia berharap Amerika Serikat akan memberikan status yang setara kepada anggota Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik (IPEF) dengan negara-negara yang memiliki perjanjian perdagangan bebas penuh dengan Amerika Serikat. 

"Kami sedang berdiskusi tentang IPEF, dan semangat perjanjian itu adalah kerja sama. Jika Amerika mengecualikan ASEAN, rasanya sangat tidak adil," ungkapnya.

(DES)

SHARE