IDXChannel – Pemerintah Indonesia akan gencar melakukan pengawasan dan pemantauan untuk memastikan agar perusahaan tambang nikel melakukan reboisasi di beberapa wilayah di Indonesia. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelaskan, langkah tersebut dilakukan sebagai komitmen pemerintah agar bisa meyakinkan investor untuk memproduksi kendaran listrik (EV) atau baterai di dalam negeri.
Mengutip Reuters, Jokowi mengatakan produksi logam untuk baterai kendaraan listrik yang kian meningkat membuat Indonesia menjadi negara di Asia Tenggara yang memiliki cadangan nikel terbesar di dunia.
Jokowi menjelaskan, saat ini penambangan dan peleburan nikel telah menjadi bagian utama perekonomian Indonesia. Dengan adanya cadangan besar tersebut pemerintah akan memperketat pengawasan pada perusahaan tambang agar mengelola pembibitan dan menghijaukan kembali tambang yang sudah digali.
“Yang paling penting adalah pengawasan. Sistem pengendalian manajemen harus diperkuat. Evaluasi rutin harus dilakukan,” kata Jokowi saat diwawancarai di kota tambang nikel Sorowako di Pulau Sulawesi, dikutip Jumat (31/3/2021).
Langkah penghijauan yang dilakukan merupakan respon dari keraguan investor atas pemulihan lahan yang dinilai belum optimal. Selain itu ada pula laporan dari kelompok lingkungan yang mengatakan produksi nikel Indonesia telah mencemari lingkungan di pulau Sulawesi dan Maluku, bahkan mengubah air di beberapa daerah pesisir menjadi merah.
Jokowi mengatakan, hanya akan menyetujui izin smelter baru jika didukung oleh sumber energi terbarukan, yang menurutnya akan menaikkan biaya investasi baru.
“Kita harus mengontrol produksi kita agar harga tidak anjlok karena kelebihan produksi dan kelebihan suplai kita,” pungkasnya.
Penulis: Anabela C Zahwa
(SLF)