Roda LRT Jabodebek Aus, Minat Masyarakat Bisa Turun?
Permasalahan LRT Jabodebek terkait keausan roda yang baru saja ditemukan mendapat kritik dari Ketua Bidang Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia.
IDXChannel - Permasalahan LRT Jabodebek terkait keausan roda yang baru saja ditemukan mendapat kritik dari Ketua Bidang Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Aditya Dwi Laksana.
Ia menilai, permasalahan tersebut seharusnya bisa teridentifikasi sebelum dioperasikan secara komersial. Pasalnya, permasalahan tersebut akan mengakibatkan terganggunya operasional LRT sendiri.
"Ini memang semestinya tidak terjadi, di saat frekuensi perjalanan harusnya ditingkatkan supaya jeda antarperjalanan (headway)nya rapat dan jam operasi perjalanan mestinya ditambah tetapi malahan armada yang dioperasikan berkurang signifikan," katanya saat dihubungi, Minggu (29/10/2023).
Dengan kondisi tersebut, Aditya menyebut kurangnya persiapan yang komprehensif antara sarana, prasarana, sistem persinyalan, dan sistem kendali LRT Jabodebek.
Hal ini akan membuat kenyamanan pengguna terganggu dan menjadikan minat masyarakat menggunakan LRT akan menurun padahal animo masyarakat sudah mulai terbentuk.
Aditya menekankan bahwa permasalahan yang terjadi mulai dari pintu kereta, tingkat keausan roda dan lainnya harus menjadi pembelajaran penting untuk pembangunan/pengoperasian infrastruktur KA perkotaan di kemudian hari.
Kemudian, Aditya mendorong adanya percepatan dalam proses bubut roda dan memastikan bahwa pembelian roda-roda baru untuk cadangan sudah memenuhi kualitas standar yang ditetapkan.
"Dan juga mempertimbangkan untuk menata ulang lebar lengkung jalur rel untuk mengurangi tingkat keausan roda serta meningkatkan kapasitas bubut dengan menambah jumlah mesin bubut roda," katanya.
Sebelumnya, Manager Public Relations LRT Jabodebek Kuswardoyo mengungkapkan bahwa masalah tersebut baru muncul pada setelah LRT Jabodebek beroperasi secara komersial. Sehingga pihaknya tidak ada persiapan untuk mengatasi permasalahan itu.
"Iya betul. Kita belum menyiapkan apa-apa karena kan selama ini sarana itu masih menjadi tanggung jawabnya produsen. Nah ini pada saat setelah dikerjakan oleh kita, kita baru tahu bahwa ternyata tingkat keausannya sedemikian tingginya," katanya saat ditemui di kawasan Menteng dikutip, Jumat (27/10/2023).
Kuswardoyo mengungkapkan bahwa ketika mengetahui masalah tersebut, pihaknya kemudian langsung memesan roda LRT Jabodebek sebanyak 1.000 kepada PT Industri Kereta Api (INKA).
Ia berharap 1.000 unit roda tersebut akan tiba di Depo LRT Jabodebek paling lambat pada Januari 2023. Dan itu dilakukan secara bertahap.
"Jadi makanya kemudian kita pesan roda, cepat-cepat pesan roda juga. kemudian kita juga mengusulkan untuk melakukan sejumlah perbaikan. dan ini yang mengerjakan bukan hanya kita sih," katanya.
Adapun hanya 9 trainset yang dioperasikan dan juga melakukan pelambatan terhadap laju keretanya. Hal itu dilakukan guna mengurangi gesekan roda agar tidak terlalu cepat haus.
Pasalnya saat ini rerata 9 trainset yang dioperasikan juga perjalananya telah mencapai di atas 15.000 km.
"Sementara di LRT sendiri, 20.000 km roda itu, dia sudah terkena keausan antara 4-8 mm. Nah, standar atau aturan di peraturan dinas kita bahwa tidak boleh mencapai 8 mm tingkat kausan. Jadi rata-rata di LRT itu ketika dia sudah mencapai 5-6 mm, akan kita bubut," katanya.
(DES)