Sektor Pergudangan RI Diprediksi Berkontribusi Rp131 TriliunÂ
Sektor pergudangan di Indonesia diperkirakan tahun ini akan berkontraksi, dengan memberi kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) sekitar Rp131 triliun.
IDXChannel - Sektor pergudangan di Indonesia diperkirakan tahun ini akan berkontraksi, dengan memberi kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) sekitar Rp131 triliun. Hal itu memperlihatkan sektor ini belum bertumbuh secara signifikan pada pandemi Covid-19.
Menurut Chairman Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi, Pihaknya memproyeksikan sektor pergudangan di Indonesia diproyeksikan akan terkontraksi sebesar 1,84% atau sekitar Rp131 triliun hingga akhir tahun 2021 (y-on-y).
Hal itu berdasarkan analisis atas perkembangan kontribusi sektor pergudangan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dari triwulan I-2019 hingga triwulan I-2021 dari data Badan Pusat Statistik (BPS).
"Dengan kontraksi sebesar itu, sektor pergudangan diperkirakan akan berkontribusi sebesar Rp131,0 triliun terhadap PDB tahun 2021," kata dia.
Pada tahun 2020 subsektor ini berkontribusi terhadap PDB sebesar Rp131,6 triliun atau terkontraksi sebesar 17,61% (y-on-y) dari kontribusi sebesar Rp153,1 triliun pada tahun 2019.
Sementara itu, lanjut dia, pada webinar potensi implementasi “smart warehouse”, dia juga menekankan pentingnya meningkatkan kinerja pergudangan. Peningkatan kinerja ini tidak hanya untuk meningkatkan efisiensi waktu dan biaya operasional pergudangan, tetapi juga produktivitasnya.
Implementasi “smart warehouse” mencakup empat elemen kunci. Pertama, aspek SDM yang berkaitan dengan competency, adapt to change, growth mindset, dan learning ability. Kedua, teknologi yang unggul dalam hal agility, scalability, dan visibility.
Ketiga, proses yang mencakup regulatory compliance, lean and seamless operation, dan continuous improvement. Keempat, aspek lingkungan yang mendukung keselamatan dan kesehatan kerja.
Salah satu aspek teknologi dalam pergudangan yang penting adalah pencahayaan untuk meningkatkan efektivitas operasional dan produktivitas, dan mengurangi tingkat kecelakaan kerja.
Salah satu bentuk teknologi pencahayaan di gudang adalah “smart lighting” dengan sensor untuk penyesuaian pencahayaan sesuai kebutuhan operasional. Di samping berdampak terhadap efisiensi energi, hal ini juga berpotensi meningkatkan produktivitas pergudangan.
Sistem dengan sensor dalam “smart lighting” tersebut juga dapat dimanfaatkan untuk membaca produktivitas kerja, sehingga perusahaan mendapatkan data yang valid untuk membuat insiatif lanjutan, seperti re-layout atau proses perbaikan lainnya.
Implementasi “smart warehouse” diharapkan dapat meningkatkan kinerja pergudangan dan memulihkan kontribusi sektor ini terhadap perekonomian nasional seperti sebelum pandemi Covid-19.
(IND)