ECONOMICS

Selama Libur Nataru, Anies Akan Tutup Semua Alun-alun

Indra Purnomo 23/12/2021 11:49 WIB

Menutup alun-alun dan meniadakan segala bentuk kegiatan masyarakat pada saat malam pergantian tahun.

Selama Libur Nataru, Anies Akan Tutup Semua Alun-alun (FOTO:MNC Media)

IDXChannel - Selama periode Hari Raya Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru), Polri meminta Pemerintah Daerah (Pemda) agar menutup alun-alun. Perayaan malam tahun baru disarankan agar dilaksanakan di rumah.  

"Menutup alun-alun dan meniadakan segala bentuk kegiatan masyarakat pada saat malam pergantian tahun. Utamakan perayaan tahun baru di rumah, atau bersama dengan keluarga saja," ujar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat membacakan amanat Kapolri Jendral Pol Listyo Sigit Prabowo saat Apel Operasi Lilin Jaya 2021 di Lapangan Presisi Polda Metro Jaya, pada Kamis (23/12/2021).  

Anies mengatakan, perayaan Nataru sudah menjadi bagian dari tradisi masyarakat Indonesia untuk melaksanakan kegiatan ibadah, berkumpul, dan bersukacita bersama dengan keluarga, serta merayakan pergantian tahun di berbagai lokasi.  

"Hal ini tentunya akan meningkatkan mobilitas dan aktivitas masyarakat, sehingga berpotensi menimbulkan gangguan Kamtibmas, dan Kamseltibcarlantas serta penyebaran pandemi Covid-19," terang Anies.  

Berdasarkan data Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, diprediksi sekitar 11 juta masyarakat akan melaksanakan mobilitas selama periode Liburan Nataru. Berkaca dari pengalaman periode Nataru tahun lalu, peningkatan mobilitas masyarakat menyebabkan penambahan kasus konfirmasi sebesar 125%.  

Dia memaparkan kasus konfirmasi positif Covid-19 harian pada 26 Desember 2020 sebanyak 6.437 kasus per hari bertambah menjadi 14.518 kasus pada 30 Januari 2021. "Lonjakan kasus Covid-19 pada Nataru, perlu kita jadikan pelajaran dalam rangka menghadapi nataru tahun 2021 ini,: beber Anies.  

Anies pun mengimbau kepada seluruh masyarakat agar lebih berhati-hati, khususnya dalam mengantisipasi penyebaran varian baru Covid-19 dengan kode B.1.1.529 atau Omicron, yang mengakibatkan lonjakan kasus di beberapa negara.  

"Varian Omicron memiliki kecepatan penyebaran 5 kali lebih cepat daripada varian Delta dan ini sudah ditemukan di 103 negara dengan total 105.000 kasus, termasuk di Indonesia saat ini ada sebanyak 5 orang yang telah teridentifikasi tertular varian Omicron," kata Anies. 

(SANDY)

SHARE