Sempat Ditutup, Jumlah Pengguna TikTok Shop Turun di Semester II-2023
TikTok Shop sempat tutup pada 4 Oktober 2023 karena kebijakan larangan layanan social commerce berdasarkan Permendag Nomor 31 Tahun 2023.
IDXChannel - TikTok Shop sempat tutup pada 4 Oktober 2023 karena kebijakan larangan layanan social commerce berdasarkan Permendag Nomor 31 Tahun 2023. Namun, layanan belanja ini kembali buka pada 12 Desember 2023 dengan menggandeng Tokopedia.
Penutupan sementara itu cukup berpengaruh terhadap jumlah pengguna platform tersebut.
Survei yang dilakukan Jakpat menunjukkan, persentase pengguna Tiktok Shop mengalami penurunan dari 22% di semester I-2023 menjadi 17% di semester II-2023. Hal ini berbanding terbalik dengan pengguna Lazada yang naik 6% dari 26% ke 32%.
Sementara itu, persentase pengguna dua e-commerce lainnya, yaitu Shopee dan Tokopedia, tidak mengalami perubahan dengan masing-masing 76% dan 38% sepanjang 2023.
Head of Research Jakpat, Aska Primardi, menilai vakumnya TikTok Shop di pertengahan semester 2 membuat shopper berusaha mencari pengalaman yang sama melalui platform lain.
"Dari sini terlihat Shopee Live yang mengalami peningkatan untuk live shopping. Hal ini wajar mengingat secara keseluruhan, platform e-commerce yang paling populer masih tetap Shopee," ujarnya melalui keterangan tertulis, Kamis (28/12/2023).
Survei juga menunjukkan live shopping dan affiliate link adalah dua strategi penjualan online yang sudah tak asing lagi. Sebanyak 87% responden mengaku pernah menonton live shopping dan 77% dari mereka melakukan transaksi via fitur tersebut.
Sementara itu, 4 dari 5 pembeli online pernah membuka affiliate link dari media sosial dan 70% di antaranya memutuskan untuk membeli produk tersebut.
Pembayaran belanja online
Masih berdasarkan survei, dompet digital (e-wallet) masih menjadi metode pembayaran yang paling banyak digunakan oleh pembeli e-commerce, yaitu sebanyak 73%.
Selanjutnya ada sistem cash on delivery (COD) dan mobile/internet banking dengan masing-masing persentase 58% dan 42%.
"Tren ini juga berlaku pada pembayaran quick-commerce dengan persentase e-wallet 76%, COD 50%, dan mobile/internet banking 48%," papar Azka.
Jumlah pengeluaran pengguna e-commerce hampir dua kali lipat dari pengguna quick-commerce. Rata-rata pengeluaran belanja di e-commerce per bulan sebanyak Rp429.509 sementara di quick-commerce adalah Rp227.222.
Jakpat mengadakan survei untuk mengetahui perilaku dan kebiasaan masyarakat Indonesia yang senang berbelanja online pada paruh kedua 2023. Laporan yang melibatkan 1509 responden ini ingin melihat bagaimana penggunaan platform belanja di e-commerce dan quick-commerce, strategi penjualan, khususnya live shopping dan affiliate link. (NIA)