ECONOMICS

Soal Larangan Ekspor CPO, Ini Tanggapan Astra Agro (AALI)

Dinar Fitra Maghiszha 28/04/2022 15:56 WIB

Communication and Investor Relations Manager PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), Fenny Sofyan menyatakan perusahaan berkomitmen untuk mengikuti kebijakan pusat.

Soal Larangan Ekspor CPO, Ini Tanggapan Astra Agro (AALI). (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Dalam rangka mengatasi kenaikan harga minyak goreng, Presiden Joko Widodo telah menerbitkan kebijakan untuk melarang ekspor bahan baku minyak nabati dan produk turunannya, kondisi ini menyebabkan raksasa perusahaan terkena dampaknya.

Communication and Investor Relations Manager PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), Fenny Sofyan menyatakan perusahaan berkomitmen untuk mengikuti kebijakan pemerintah.

"Sebagaimana disampaikan sebelumnya oleh Presiden Direktur kami dalam beberapa sesi wawancara, bahwa Astra Ago berkomitmen untuk senantiasa patuh dengan kebijakan pemerintah," kata Fenny saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Kamis (28/4/2022).

Fenny mengungkapkan perseroan telah mengantisipasi kebijakan pelarangan ekspor sejak bulan Januari 2022. Menurutnya, AALI menerapkan strategi penjualan oportunistik dengan penawaran harga paling tinggi baik di tingkat domestik maupun ekspor.

"Kami juga telah lebih dahulu mencari peluang-peliang di pasar domestik, Dengan demikian kami siap untuk mengoptimalkan penjualan domestik," tuturnya.

Fenny memastikan kinerja operasional perusahaan tetap berjalan di tengah perayaan lebaran. Menurutnya, selama pelarangan ekspor ini berlangsung, maka perseroan akan tunduk penuh terhadap regulasi.

"Kita tidak tahu kebijakan ini akan berlaku sampai kapan, jadi selama kebijakan ini berlangsung maka otomatis tidak ada ekspor," pungkasnya.

Sebagai catatan, produsen CPO milik grup Astra ini membukukan laba bersih sebesar Rp514,09 miliar pada kuartal I 2022. Raihan itu melonjak 34,97% dibandingkan periode sama tahun 2021 sebesar Rp380,88 miliar. Demikian laporan keuangan AALI di keterbukaan informasi BEI, dikutip Kamis (28/4/2022).

Pendapatan bersih tumbuh 30,70% yoy menjadi Rp6,5 triliun, dibandingkan periode sama tahun lalu senilai Rp4,50 triliun. Pos pemasukan dari penjualan minyak sawit mentah dan turunannya sebesar Rp5,70 triliun, naik 26,7% dari Rp4,50 triliun.

Adapun pendapatan dari penjualan inti sawit dan turunannya sebesar Rp847,42 miliar, naik dari Rp495,35 miliar. (TYO)

SHARE