Suara Hati Masyarakat soal Polemik PPN Naik Jadi 12 Persen
Rencana pemerintah untuk menaikkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11 persen menjadi 12 persen pada 2025 mendapat ragam respons dari masyarakat.
IDXChannel - Rencana pemerintah untuk menaikkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11 persen menjadi 12 persen pada 2025 mendapat ragam respons dari masyarakat. Kebanyakan dari mereka mengaku keberatan jika rencana tersebut benar-benar direalisasikan.
Seorang karyawan swasta bernama Mirza (27) menilai, PPN 12 persen belum tentu menjamin fasilitas umum dan pelayanan masyarakat menjadi lebih baik. Maka dari itu, dirinya mengaku tidak setuju jika kebijakan PPN 12 persen tetap diberlakukan.
"Saya setuju enggak setuju sih. Setujunya kalau semisal nanti fasilitas umum lebih bagus ya setuju. Kalau enggak setujunya UMP belum naik, apa-apa juga fasilitas umum belum memadai," ujar Mirza saat dijumpai IDXChannel, Jakarta, Jumat (22/11/2024).
"Kenaikan 12 persen itu udah lumayan juga sih. Harapannya kalau misal terealisasikan 12 persen semoga fasilitas umum kualitasnya lebih bagus," kata dia.
Penolakan serupa juga disampaikan oleh wanita asal Jakarta bernama Kaana (30). Menurutnya, kenaikan PPN menjadi 12 persen akan berpengaruh kepada harga-harga barang. Sehingga, hal ini tentunya akan memberatkan masyarakat.
"Kurang setuju sih karena nanti akan memengaruhi barang-barang. Karena di Indonesia ini kan banyak banget impor, dari beras segala macem. Kalau gitu kan nanti harga semua naik kan ya," kata Kaana.
"Kalau misal Indonesia apa-apa enggak impor sih PPN segitu enggak masalah ya, karena kan harga logistik segala macemnya akan berpengaruh," ujarnya.
Sementara itu, Nilam mengaku setuju dengan rencana kenaikan PPN 12 persen dengan syarat dana yang diambil oleh pemerintah benar-benar digunakan dengan baik. Dia pun mengaku rela dibebankan pajak lebih asalkan masyarakat bisa menerima manfaatnya.
"Setuju enggak setuju ya, karena kan kalau memang dimanfaatkan dengan baik ada positifnya nanti asal yang mengurus amanah. Saya sebagai rakyat harapannya oke dinaikkan, asal pengaplikasiannya jelas dan kelihatan aja hasilnya," kata dia.
Hal senada juga diungkap Aditya (28) yang menyebutkan kenaikan PPN 12 persen sebenarnya tidak terlalu membebankan. Dirinya menilai kenaikan tersebut masih dalam batas wajar.
"Kalau saya sih setuju setuju aja. Enggak terlalu ngebebanin sih menurut saya. Masih aman kalau naik 12 persen," katanya.
Sebagai informasi, gelombang protes kenaikan PPN menjadi 12 persen sebelumnya menggema di media sosial. Banyak netizen menganggap kebijakan ini akan semakin memberatkan masyarakat yang tengah menghadapi tekanan ekonomi, mulai dari inflasi hingga stagnasi upah minimum.
Banyak pihak khawatir mengenai dampak dari kenaikan PPN ini akan semakin memperburuk daya beli masyarakat yang telah menurun dan menghambat pemulihan ekonomi nasional.
Sejumlah ekonom pun mengingatkan potensi efek domino yang dapat ditimbulkan oleh kebijakan ini yang juga dapat memengaruhi pendapatan perusahaan dan pada akhirnya berisiko menurunkan kesejahteraan karyawan.
(Dhera Arizona)