Terkait Pengurangan Emisi Karbon, Luhut Sebut Indonesia Sudah Siap 50 Persen
Pentingnya penetapan target mitigasi yang lebih ambisius dalam mengurangi emisi karbon serta beradaptasi dengan dampak perubahan iklim.Â
IDXChannel - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pentingnya penetapan target mitigasi yang lebih ambisius dalam mengurangi emisi karbon serta beradaptasi dengan dampak perubahan iklim.
Hal tersebut disampaikan Menko Luhut dalam pidato resmi pertemuan sesi Ministerial Talks COP 26 di Glasgow, Skotlandia pada Senin (1/11/2021).
Dia mengatakan pentingnya penetapan target mitigasi yang lebih ambisius dalam mengurangi emisi karbon serta beradaptasi dengan dampak perubahan iklim.
“Dan ini adalah tantangan baru bagi negara-negara pihak, yang itu berada diluar tanggung jawabnya, demi memenuhi NDC (kontribusi nasional) yang menjadi komitmen ke UNFCCC (Konvensi Kerangka Kerja Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa,” Ujar Menko Luhut pada pidatonya di Glasglow, Dikutip Rabu (3/11/2021).
Menko Luhut menururkan pada kenyataannya, dengan kondisi yang ada saat ini, NDC dari negara-negara pihak diyakini kurang mampu untuk menahan laju pemanasan global bahkan hingga melebihi 2 derajat celcius.
“Pertama-tama, saya ingin menekankan bahwa pelaksanaan perjanjian Paris perlu dipercepat, perlunya upaya-upaya intensif serta investasi pada ekonomi rendah karbon berkelanjutan,” ujarnya.
Menko Luhut menyebutkan bahwa pemerintah Indonesia telah memperbarui target NDC untuk meningkatkan kemampuan adaptasi dan ketahanan terhadap perubahan iklim.
“Indonesia telah siap mengurangi emisi antara 41-50 persen, dengan syarat adanya dukungan internasional yang cukup. Dan pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk memperkuat tindakan-tindakan adaptif serta program konservasi mangrove dan gambut,” imbuhnya.
Sebagai informasi, Luhut telah mengomunikasikan strategi pembangunan rendah emisi jangka panjang kepada UNFCCC.
“Ke depan ini akan memungkinkan Indonesia mencapai puncak emisi gas rumah kacanya pada tahun 2030 dan dengan cepat mengurangi tingkat emisinya untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060 atau sebelumnya,” tandasnya. (NDA)