Varian Omicron Muncul, Pariwisata Hadapi Dilema Sambut Libur Nataru
Industri pariwisata kini kembali menghadapi dilema di tengah merebaknya kembali varian Omicron yang melanda wilayah Afrika.
IDXChannel - Industri pariwisata kini kembali menghadapi dilema di tengah merebaknya kembali varian Omicron yang melanda wilayah Afrika dan mulai terdeteksi di sejumlah negara. Apalagi, sektor ini juga tengah bersiap-siap menghadapi masa libur Natal dan Tahun Baru.
Pengamat pariwisata dari Ikatan Cendekiawan Pariwisata Indonesia (ICPI), Azril Azahari, mengatakan pemerintah harus lebih tegas dalam mengantisipasi masuknya virus varian baru Omicron di Indonesia.
Azril menilai munculnya kabar Varian virus Omicron dibarengi dengan adanya kebijakan PPKM Level 3 yang menjadi faktor dilematis bagi sektor pariwisata terlebih para pelaku pariwisata akan menyambut masa libur nataru.
“Sebenarnya ini menjadi Dilema bagi kami industri pariwisata. Akhir tahun kan (Libur Nataru) akan banyak yang ingin berwisata, tentu ini akan menjadi desakan dari industri terhadap pemerintah terutama kementerian pariwisata kemudian untuk bisa dilonggarkan,” kata Azril saat dihubungi MNC PORTAL, Senin (29/11/2021).
Pengamat pariwisata Azril berpendapat bahwa pengetatan protokol kesehatan harus tetap ditegakan dan ditekankan di sektor wisata untuk mencegah adanya varian baru Covid-19 dan meminimalisir adanya lonjakan kasus pada Gelombang ketiga.
“Ya meski akan berdampak. Sejak awal bersama pak Menteri (kemenparekraf) pun sudah setuju, untuk Protokol kesehatan tidak bisa dilonggarakan, sehingga tak ada celah adanya masuk varian baru. Kalau dilonggarkan pariwisata akhir tahun ini akan naik,” ungkapnya.
Pemerintah diminta untuk melakukan percepatan kekebalan imunitas, dengan kebut vaksinasi untuk mengejar herd immunity dan menyeimbangi masyarakat sehingga sektor pariwisata bisa jalan bergandengan dengan adanya pengetatan yang ada.
“Jika imun sudah kuat, maka itu akan membentuk keselamatan untuk para pengunjung. Virus Varian baru ini berkembang terus sekarang dengan adanya vaksin pun ia terus bermutasi dengan demikian kita harus menjaga. Artinya dengan adanya varian baru jangan sampai kecolongan lagi, ini yang harus dijaga betul,” tambahnya.
Meski demikian, Azril mengatakan pemerintah harus memberikan berbagai insentif dan juga stimulus bagi pelaku sektor pariwisata agar terjadinya keseimbangan di masa pencegahan.
“Untuk mengantisipasi pun pemeritah harus memberikan kembali stimulus atau insentif. Memang Pemerintah telah melakukan berbagai bantuan usaha dan kepada pelaku pariwisata sudah beberapa kali.Tapi kan belum semuanya harus dikaji kembali, banyak mereka pelaku wisata atau usaha yang tidak berbadan hukum yang belum mendapatkan,” ujarnya.
Menurut dia, pemerintah seharusnya memberikan pembebasan seperti biaya listrik di daerah pariwisata untuk mendukung hal yang dominan dari sektor ekonomi pariwisata mulai dari warung, restoran, homestay, pajak perusahaan dan pajak lainnya.
“Jadi meski ditahan protokol kesehatan mereka masih bisa hidup, ekonomi jalan dan pencegahan covid pun efektif,” tandasnya. (TYO)