Waspada, Tren Kenaikan Harga Kakao hingga Kedelai Dunia Berlanjut
Harga sejumlah komoditas pertanian meroket pada perdagangan jelang akhir pekan, Jumat (1/3/2024). Kenaikan dipimpin oleh kakao (4,69 persen).
IDXChannel - Harga sejumlah komoditas pertanian meroket pada perdagangan jelang akhir pekan, Jumat (1/3/2024). Kenaikan dipimpin oleh kakao (4,69 persen), kedelai (1,26 persen) dan beras (1,12 persen).
Melansir laman Trading Economics, harga kakao yang merupakan bahan baku pembuat cokelat dunia telah meroket 35,14 persen dalam sebulan di level USD6.769 per ton. Kenaikan ini karena adanya kekhawatiran mengenai menyusutnya pasokan di Afrika Barat dan masih kuatnya permintaan. (Lihat grafik di bawah ini.)
Tantangan produksi di dua produsen terbesar dunia, Pantai Gading dan Ghana, diperkirakan akan mengakibatkan defisit global produksi kakao yang signifikan pada musim 2023/2024. Indikasi awal untuk tahun 2024/2025 menunjukkan kemungkinan adanya defisit global lainnya untuk produksi kakao.
Data terakhir menunjukkan petani Pantai Gading mengirimkan 1,16 MMT kakao ke pelabuhan mulai 1 Oktober hingga 25 Februari, turun 32 persen dibandingkan waktu yang sama tahun lalu.
Menteri Pertanian Pantai Gading Kobenan Kouassi Adjoumani juga mengatakan, cuaca buruk di negara ini dapat menurunkan produksi sebanyak 25 persen pada musim ini.
Sementara itu, Dewan Kakao Ghana baru-baru ini menurunkan perkiraan produksi kakao pada tahun 2023/24 ke level terendah dalam 14 tahun terakhir sebesar 650.000-700.000 MT dari perkiraan sebelumnya sebesar 850.000 MT.
Tak hanya komoditas kakao, bahan baku pembuat tempe yakni kedelai berjangka juga naik di atas USD11,3 per gantang (CWT) pada hari Jumat (1/3/2024). Harga kedela mengalami rebound level terendah baru dalam 3 tahun di USD11,15 pada sesi sebelumnya, didorong oleh melimpahnya pasokan dari Amerika Selatan dan lesunya permintaan kedelai AS.
Abiove mengurangi perkiraan produksi kedelai Brasil pada tahun 2024 menjadi 153,8 juta metrik ton, dengan alasan kondisi cuaca buruk.
Meski mengalami penurunan, produksi diperkirakan masih mendekati rekor panen tahun lalu sebesar 159 juta ton. Sementara itu, bursa biji-bijian Buenos Aires mempertahankan perkiraan panen kedelai tahun 2023/2024 sebesar 52,5 juta ton setelah hujan baru-baru ini memperbaiki kondisi tanaman.
Di AS, stok kedelai diperkirakan akan mencapai 435 juta gantang pada akhir tahun pemasaran 2024/2025, yang merupakan level tertinggi sejak 2019/2020, karena permintaan pakan ternak di China menurun, menurut USDA.
Selain kedelai, harga beras dunia juga mengalami kenaikan 1,12 persen secara harian, namun mengalami penurunan 2,53 persen sepekan. Meski demikian, harga beras telah meningkat USD0,61/CWT atau 3,48 persen sejak awal tahun 2024, menurut perdagangan contract for Difference (CFD) yang melacak pasar acuan untuk komoditas ini.
Secara historis, harga beras mencapai titik tertinggi sepanjang masa di USD24,46/CWT pada bulan April 2008.
Di lain pihak, harga minyak sawit alias crude palm oil (CPO) juga berada dalam tren penguatan. Meski minyak sawit mengalami kontraksi 0,1 persen pada penutupan perdagangan Jumat, namun secara mingguan harga CPO masih menguat 2,93 persen.
Harga minyak sawit berjangka Malaysia berada di kisaran MYR3.980 per ton, meningkatkan keuntungan dari sesi sebelumnya dan mencatatkan nilai tertinggi dalam sebulan. Harga CPO menguat di tengah kenaikan harga minyak nabati saingannya dan menguatnya harga minyak mentah karena ketidakpastian di Timur Tengah yang terus berlanjut.
Kontrak tersebut menunjukkan lonjakan lebih dari 3% pada minggu ini, yang akan menjadi kenaikan kedua berturut-turut harga CPO. Kondisi ini juga didukung oleh optimisme permintaan yang kuat menjelang bulan puasa Ramadan dan hari raya Idul Fitri.
Sementara itu, output pada Februari diperkirakan akan semakin turun karena penurunan ekspor yang lebih besar. Pengiriman produk minyak sawit Malaysia untuk bulan Februari merosot 14,0% bulanan menjadi 1.106.054 metrik ton, menurut surveyor kargo Intertek Testing Services.
Menurut perusahaan inspeksi independen AmSpec Agri, volume pengiriman CPO juga anjlok 18,5% menjadi 1.000.348 ton.
Di negara eksportir utama Indonesia, pengiriman minyak sawit tahun ini diperkirakan terhenti karena perkiraan resmi bahwa konsumsi dalam negeri untuk biodiesel dapat mencapai 12,5 hingga 13 juta kiloliter dari 12,2 juta pada 2023.
(YNA)