Ada Peningkatan Harga Kumulatif, BEI Suspensi Saham Solusi Tunas Pratama (SUPR)
Sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan, BEI suspensi saham PT Solusi Tunas Pratama Tbk (BCAP).
IDXChannel - Sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan, Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan penghentian sementara atau suspensi saham PT Solusi Tunas Pratama Tbk (BCAP).
Maka itu, dalam rangka cooling down BEI memandang perlu melakukan penghentian sementara saham SUPR pada perdagangan Senin 21 Februari 2022.
"Penghentian sementara perdagangan Saham SUPR tersebut dilakukan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai, dengan tujuan untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasinya di Saham PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR)," tulis Kepala Divisi Pengawasan Transaksi Lidia M. Panjaitan dan P.H. Kepala Divisi Pengaturan & Operasional Perdagangan Mulyana, dikutip Senin (21/2/2022).
Berdasarkan data BEI, harga saham SUPR telah melonjak 208% dari Rp 16.000 menjadi Rp 49.300 sepanjang Februari 2022. Lonjakan harga tersebut sejalan dengan terbukanya peluang delisting saham SUPR dari BEI setelah PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) melalui PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) telah telah menuntaskan akuisisi 94,03% saham SUPR.
Sebelumnya, manajemen Solusi Tunas dalam penjelasan resminya menyebutkan, perseroan tidak memiliki informasi baru terkait lonjakan harga saham SUPR di pasar. Solusi Tunas Pratama hanya memiliki informasi akan menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 1 Maret 2022. RUPSLB untuk membahas perubahan susunan anggota komisaris dan direksi perseroan serta penyesuaian anggaran dasar perseroan.
Berdasarkan data Protelindo kini menjadi pengendali saham dengan kepemilikan 99,96%, dibandingkan jumlah saham yang diakuisisi 94,03%. Penambahan saham tersebut terjadi setelah Protelindo menggelar tender offer saham publik SUPR sepanjang 2-31 Desember 2021. Tender offer tersebut menjadikan kepemilikan saham publik turun menjadi 480.044 saham (0,04%) atau jauh dari ketentuan free float saham emiten publik di BEI.
Hingga September 2021, Solusi Tunas Pratama membukukan kenaikan pendapatan menjadi Rp 1,55 triliun, dibandingkan periode sama tahun lalu sebanyak Rp 1,43 triliun. Meski demikian, perseroan mencatat rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menjadi Rp 548,48 miliar, dibandingkan laba bersih periode sama tahun sebelumnya Rp125,66 miliar.
(NDA)