BEI Hargai Keputusan BPJS Ketenagakerjaan Lakukan Rebalancing Portofolio
BPJS Ketenagakerjaan berencana mengurangi komposisi investasi di perdagangan saham dan reksadana, dengan melakukan rebalancing portofolio ke obligasi.
IDXChannel – Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan berencana mengurangi komposisi investasi di perdagangan saham dan reksadana, dengan melakukan rebalancing portofolio ke obligasi. Keputusan ini turut menekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergejolak hingga berada di zona merah sejak pagi tadi.
Dalam Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR, Direktur Pengembangan Investasi BPJS Ketenagakerjaan (BPJSTK), Edwin Michael Ridwan Anggoro, mencatat adanya floating loss atau rugi mengambang atas investasi yang dilakukan di saham dan reksadana sebesar Rp23 triliun.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, mengatakan, Bursa Efek Indonesia (BEI) menghargai keputusan dari manajer invetasi tersebut.
“Kebijakan investasi dari para pengelola dana publik adalah kebijakan yang independen dan bursa menghargai keputusan dari para pengelola atau manajer investasi tersebut,” ungkapnya kepada awak media, Rabu (31/3/2021).
Adanya isu terkait BPJS Ketenagakerjaan yang berencana mau kurangi investasi saham dan reksa dana, Nyoman mengatakan hal tersebut belum tentu berdampak signifikan terhadap jumlah nilai transaksi di pasar modal Indonesia.
“Musti dilihat berapa transaksi BPJS Ketenagakerjaan di BEI selama beberapa waktu terakhir ini. Silakan ditanyakan ke BPJS Ketenagakerjaan karena ini bukan data publik yang bisa kami sebarkan ke publik. Besar dana kelolaannya tapi sebagian besar di efek bersifat hutang pemerintah dan swasta dan juga deposito,” tegasnya.
Per Januari 2021, BPJS Ketenagakerjaan sendiri memiliki komposisi investasi yang terdiri atas saham sebesar 15,9 persen, reksadana 8,3 persen, obligasi 63,1%, deposito 12,2 persen, properti 0,4 persen, dan penyertaan langsung 0,1 persen. Badan tersebut menempatkan investasi saham di 34 emiten, yang 25 di antaranya merupakan saham LQ45 dan sisanya pernah masuk indeks tersebut saat pembelian berlangsung. (TYO)