Didominasi Gen Z, Pemahaman Keuangan Investor Pasar Modal Nasional Dinilai Masih Minim
upaya pembekalan dan edukasi dinilai sangat penting dilakukan, guna mengimbangi semangat berinvestasi dari kalangan Gen Z yang relatif besar.
IDXChannel - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyoroti masih minimnya pemahaman investasi dan keuangan di kalangan pelaku pasar modal nasional, terutama bagi para investor Gen Z, yang notabene paling mendominasi di banding kelompok usia yang lain.
Karenanya, upaya pembekalan dan edukasi dinilai sangat penting dilakukan, guna mengimbangi semangat berinvestasi dari kalangan Gen Z yang relatif besar.
"Hampir 50 persen investor di Bursa Efek Indonesia (BEI) berasal dari Gen Z, dan mereka ini kalau kita lihat, cenderung haus investasi. Jadi perlu pembekalan agar mereka memilii pengetahuan yang baik tentang pasar modal dan keuangan," ujar Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa, dalam keterangan resminya, Sabtu (31/5/2025).
Pernyataan tersebut disampaikan Purbaya gelaran LPS Putih Abu-Abu Financial Festival 2025, yang sengaja diinisiasi sebagai upaya edukasi dan sosialisasi di kalangan pelajar SMA/SMK, agar lebih melek finansial.
Tak hanya itu, melalui gelaran ini, LPS berharap dapat membekali generasi muda tentang pola pengelolaan keuangan dan investasi yang baik, sehingga dapat menghadapi masa depan secara lebih terencana.
"Jadi kami mengedukasi tentang pasar modal, pasar keuangan, tugas, fungsi serta peran LPS, dan lain-lain, sehingga dapat lebih mengerti betul tentang sistem finansial yang ada di Indonesia," ujar Purbaya.
Selain itu, tak hanya cakap dalam berinvestasi, melalui kegiatan ini LPS juga ingin menanamkan kesadaran atas pentingnya menabung sebagai dana darurat, ketika segala rencana yang telah dipersiapkan tidak berjalan sesuai harapan.
Meski telah memiliki portofolio investasi, Purbaya menekankan bahwa tabungan juga tetap diperlukan bagi semua orang, terutama bagi generasi muda yang membutuhkan cadangan finansial yang cukup bagi masa depannya.
"Kalau sejak SMA mereka sudah paham cara menabung, tahu pentingnya dana darurat, dan kenal risiko pinjaman, maka di usia 25 ke atas mereka bisa jauh lebih siap menghadapi realitas hidup," ujar Purbaya.
(taufan sukma)