MARKET NEWS

Harga Minyak Dunia Naik Tipis Usai Sentuh Level Terendah

Dinar Fitra Maghiszha 26/09/2022 10:05 WIB

Harga minyak mentah naik tipis pada perdagangan awal pekan, Senin (26/3), setelah merosot ke posisi terendah selama delapan bulan terakhir.

Harga minyak mentah naik tipis pada perdagangan awal pekan, Senin (26/3), setelah merosot ke posisi terendah selama delapan bulan terakhir.

IDXChannel - Harga minyak mentah naik tipis pada perdagangan awal pekan, Senin (26/3), setelah merosot ke posisi terendah selama delapan bulan terakhir, yang terbebani oleh melonjaknya dolar AS dan kekhawatiran pasar terhadap kenaikan suku bunga yang ditakutkan akan memicu resesi dan memukul permintaan bahan bakar.

Data perdagangan hingga pukul 09:41 WIB menunjukkan minyak Brent di Intercontinental Exchange (ICE) untuk kontrak November tumbuh 0,43% menjadi USD86,50 per barel. Sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) di New York Mercantile Exchange (NYMEX) untuk pengiriman November tumbuh 0,48% sebesar USD79,12 per barel.

Indeks dolar dalam beberapa hari terakhir ini telah melonjak ke level tertinggi barunya dalam 20 tahun terakhir. Hal ini membuat harga minyak mentah yang ditransaksikan menggunakan dolar menjadi lebih mahal, sehingga dikhawatirkan mengurangi permintaan di pasaran.

Sejumlah analis meniai minyak mentah perlu mendapat dukungan sentimen baru, karena Rusia baru-baru ini telah memperkuat pasukan untuk memulai eskalasi militer di Ukraina. Adapun sanksi Uni Eropa terhadap minyak Rusia akan mulai berlaku pada bulan Desember.

"Ini benar-benar tanda tanya besar bagi pasar minyak dalam beberapa kuartal ke depan. Permintaan diproyeksikan akan lemah yang terbebani sentimen sanksi Uni Eropa," kata analis Commonwealth Bank Vivek Dhar, dilansir Reuters, Senin (26/9/2022).

Embargo ini akan mengosongkan pasokan Rusia di pasaran, sehingga berpotensi membuat kelangkaan minyak, sekaligus dapat mendongkrak harganya. Vivek memprediksi Brent dapat menembus level USD100 per barel di kuartal keempat.

Volatilitas harga masih akan berlangsung menjelang pertemuan organisasi negara pengekspor minyak bumi (OPEC) dan sekutunya pada 5 Oktober mendatang.

OPEC diperkirakan justru akan memangkas produksi mereka lantaran harga saat ini dinilai merugikan anggaran sejumlah anggotanya.

(NDA) 

SHARE