Jelang Pengumuman Suku Bunga BI, Rupiah Melemah ke Level Terendah sejak 2020
Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ke level terendah sejak pertengahan April 2020
IDXChannel – Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ke level terendah sejak pertengahan April 2020 seiring pelaku pasar menantikan pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada Kamis (19/10/2023) sore nanti.
Per pukul 10.05 WIB, mata uang Garuda melemah 0,76 persen ke posisi Rp15.845 per USD. Ini membuat rupiah melemah 1,02 persen dalam sepekan dan -3,05 persen dalam sebulan.
Rupiah saat ini melorot sekitar 8,8 persen darilevel tertinggi di 2023, yakni Rp14.560 per USD, pada 4 Mei lalu. (Lihat grafik di bawah ini).
Mengutip Reuters, Selasa (17/10), BI akan mengikuti bank sentral di kawasan Asia Tenggara dan mempertahankan suku bunga acuan pada RDG kali ini.
Dengan inflasi yang berada pada titik terendah dalam 19 bulan sebesar 2,28% pada September, yang berada dalam kisaran target BI sebesar 2-4%, seluruh 36 ekonom dalam jajak pendapat Reuters pada 10-16 Oktober mengatakan, bank sentral tersebut akan mempertahankan BI 7-Day (Reverse) Repo Rate untuk kali kesembilan berturut-turut.
Namun, pelemahan rupiah akhir-akhir ini kemungkinan akan menghalangi bank sentral untuk melakukan pelonggaran dalam waktu dekat.
Awal bulan ini, bank sentral melakukan intervensi di pasar valuta asing dan membeli obligasi pemerintah untuk menstabilkan rupiah.
“BI bersama dengan sebagian besar bank sentral global hanya akan mencoba dan menunggu volatilitas yang kita lihat di pasar global baru-baru ini, khususnya di pasar Treasury AS,” kata Lavanya Venkateswaran, ekonom senior ASEAN di OCBC Bank kepada Reuters, dikutip IDXChannel, Kamis (19/10).
"Terlebih lagi karena mata uang berada di bawah tekanan dan kinerjanya relatif buruk dibandingkan dengan mata uang regional dalam seminggu terakhir ini."
Meskipun hampir 80% ekonom, 23 dari 29, memperkirakan BI akan mempertahankan suku bunga sebesar 5,75% untuk tahun ini, perkiraan median menunjukkan penurunan 25 basis poin pertama akan terjadi pada kuartal kedua 2024.
Sebulan yang lalu, konsensus ekonom adalah pelonggaran kebijakan akan dimulai pada kuartal pertama 2024.
“Kami hanya memperkirakan BI akan menurunkan suku bunga jika ada sinyal yang jelas/panduan ke depan dari The Fed bahwa mereka akan mulai melonggarkan kebijakannya. Hal ini mungkin baru akan terjadi sekitar kuartal kedua tahun depan atau setelahnya,” tulis Barra Kukuh Mamia, ekonom senior di PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA).
Perekonomian Indonesia diperkirakan tumbuh 5,0% tahun ini, turun dari 5,3% pada 2022, tetapi masih dalam kisaran target pertumbuhan BI sebesar 4,5%-5,3%. Diperkirakan akan kembali tumbuh 5,0% pada 2024. (ADF)