Krakatau Steel (KRAS) Bidik Laba Rp1,36 Triliun di 2023
Dirut Krakatau Steel, Silmy Karim, menargetkan penjualan pada 2023 mencapai USD1,8 miliar atau setara Rp27,98 triliun.
IDXChannel - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk membidik pertumbuhan kinerja yang signifikan pada 2023. Hal itu sejalan dengan perbaikan kinerja tahun ini yang diperoleh usai restrukturisasi utang dan transformasi perseroan.
Direktur Utama KRAS, Silmy Karim, mengatakan penjualan pada 2023 ditargetkan mencapai USD1,8 miliar, atau setara Rp27,98 triliun (kurs Rp15.629,15).
“Dengan keuntungan mencapai USD88 juta (setara Rp1,36 triliun),” kata dalam paparan publik, Jumat (30/12/2022).
Sebagai informasi, hingga September 2022 KRAS mengantongi laba bersih sebesar USD80,3 juta atau naik 134% dari sebelumnya sebesar USD59,5 juta. Adapun, pendapatan perseroan tercatat sebesar USD1,8 miliar meningkat 14,5% dari USD1,6 miliar.
Pertumbuhan tersebut dikontribusi oleh kenaikan volume penjualan sebesar 6,9% dan kenaikan harga jual komposit HSM & CRM sebesar 22,8% dari sebesar USD741/ton menjadi sebesar USD910/ton. Produktivitas KRAS hingga September 2022 juga mengalami kenaikan sebesar 4,2% dari semula 1,44 juta ton menjadi 1,50 juta ton.
“Harapannya kinerja Krakatau Steel akan semakin baik, di 2023 proyeksi kami masih membukukan keuntungan,” imbuhnya.
Sebelumnya, perseroan resmi menambah kepemilikan saham pada PT Krakatau Posco (KP) dari sebelumnya 30% menjadi 50%. Krakatau Posco merupakan perusahaan patungan atau joint venture antara Krakatau Steel dengan Posco Holding, Korea yang dibentuk pada tahun 2010 dengan nilai investasi sekitar USD3 miliar.
Peningkatan kepemilikan saham tersebut diyakini akan mendongkrak kinerja perseroan ke depan. Silmy menyampaikan, dengan kepemilikan 50% di KP ini merupakan bagian sinergi dari Steel Cluster Roadmap 10 Juta Ton, yang memungkinkan kolaborasi penuh antara dua pihak untuk mengurangi ketergantungan impor.
“Selain itu, juga dapat memiliki operasi baja terintegrasi dan memungkinkan efisiensi operasional yang kompetitif dengan pemain global lainnya,” ujar Silmy.
Meningkatkan kepemilikan saham perseroan di KP juga membuat KRAS berpotensi mendapatkan pendapatan konsolidasi atas peningkatan kinerja KP, sesuai dengan kepemilikan saham perseroan.
Lebih lanjut, sehubungan dengan pentingnya perluasan kapasitas produksi eksisting dan produksi baja khusus untuk kendaraaan atau mobil listrik, perseroan dan Posco memiliki rencana investasi jangka panjang dengan total nilai sekitar USD3,5 miliar.
Secara rinci, rencana investasi tersebut meliputi pembangunan Cold Rolling Mill #2 (CRM#2) kapasitas 1.0 juta ton per tahun, pembangunan fasilitas Iron & Steel Making kapasitas 3.0 juta ton per tahun, peningkatan kapasitas Hot Strip Mill #2 (HSM#2) menjadi 3.0 juta ton per tahun, serta pembangunan Cold Galvanizing Line (CGL) kapasitas 0.5 juta ton per tahun.
Silmy mengatakan pembangunan fasilitas itu penting untuk mewujudkan rencana perseroan dalam mendukung program pemerintah membangun ekosistem kendaraan listrik.
“Pemerintah ingin Indonesia menjadi sentra produksi kendaraan listrik. Ini pasar yang kami tuju,” ujarnya.
(FRI)