MARKET NEWS

Lima Saham Ini Terancam Delisting dari Bursa di 2024

Maulina Ulfa - Riset 20/01/2024 17:30 WIB

Sejumlah emiten diperingatkan akan dihapus dari papan pencatatan BEI aliat berpotensi mengalami delisting. 

Lima Saham Ini Terancam Delisting dari Bursa di 2024. (Foto MNC Media)

IDXChannel - Memasuki awal 2024, Bursa Efek Indonesia (BEI) bersikap tegas dengan memberikan peringatan kepada sejumlah emiten terkait status mereka di pasar modal Indonesia. Sejumlah emiten diperingatkan akan dihapus dari papan pencatatan BEI aliat berpotensi mengalami delisting

Sejumlah emiten tersebut di antaranya ada COWL, SUGI, TRIO, DEFI, dan MAGP.

Terbaru, emiten produsen rokok, PT Bentoel Internasional Investama Tbk (RMBA) telah resmi pamit dari BEI di awal tahun ini. Sebagai operator, BEI menghapus (delisting) saham berkode RMBA itu tepat pada Selasa (16/1/2024).

"Bursa menyetujui penghapusan pencatatan efek perseroan dari Bursa Efek Indonesia efektif pada Selasa, 16 Januari 2024," kata BEI dalam pengumumannya yang dikutip pada Selasa (16/1/2023).

Pencabutan status perseroan sebagai perusahaan tercatat menandai saham RMBA tidak lagi diperdagangkan di bursa, sekaligus menutup kiprah perseroan sebagai saham senior yang ditransaksikan lebih dari 33 tahun lamanya.

Melantai pada 5 Maret 1990 di harga Rp3.380 per saham, RMBA berhenti sebesar Rp306 per saham.

Sebagaimana diketahui, rencana delisting sukarela (voluntary delisting) RMBA telah diungkap sejak 2022. Belum ada keterangan detail mengenai alasan pilihan ini diambil.

Efektif hingga 8 Januari 2024, British American Tobacco (BAT) masih menggenggam 99,96% saham Bentoel, sedangkan sisanya adalah publik sebesar 15,14 juta atau 0,04%.

Dalam pengumuman BEI, Jumat (12/1/2024), BEI dapat menghapus saham emiten apabila mengalami kondisi, atau peristiwa, yang secara signifikan berpengaruh negatif terhadap kelangsungan usaha emiten, baik secara finansial atau secara hukum, atau terhadap kelangsungan status emiten, dan emiten tidak dapat menunjukkan indikasi pemulihan yang memadai.

Selain itu, delisting bisa dilakukan BEI jika saham emiten yang akibat suspensi di Pasar Reguler dan Pasar Tunai, hanya diperdagangkan di Pasar Negosiasi sekurang-kurangnya selama 24 bulan terakhir.

COWL

Saham emiten PT Cowell Development Tbk (COWL) berpotensi delisting dari BEI karena saham emiten properti itu telah lama tidak diperdagangkan alias mengalami suspensi selama 42 bulan.

Potensi delisting tersebut diumumkan Bursa melalui surat No.: Peng-SPT-00016/BEI.PP3/07-2020 tanggal 13 Juli 2020 perihal Penghentian Sementara Perdagangan Efek PT Cowell Development Tbk (COWL) serta Peraturan Bursa Nomor I-I tentang Penghapusan Pencatatan (Delisting) dan Pencatatan Kembali (Relisting) Saham di Bursa.

Bursa dapat menghapus efek Perusahaan jika mengalami kondisi, atau peristiwa, yang secara signifikan berpengaruh negatif terhadap kelangsungan usaha Perusahaan Tercatat, baik secara finansial atau secara hukum, atau terhadap kelangsungan status Perusahaan Tercatat sebagai Perusahaan Terbuka, dan Perusahaan Tercatat tidak dapat menunjukkan indikasi pemulihan yang memadai.

"Saham Perusahaan Tercatat yang akibat suspensi di Pasar Reguler dan Pasar Tunai, hanya diperdagangkan di Pasar Negosiasi sekurang-kurangnya selama 24 (dua puluh empat) bulan terakhir," tulis pengumuman BEI, Senin (15/1/2024).

Berikut pemegang saham utama Cowell Development yakni PT Gama Nusapala 71,12%, Feral Investment Inc 14,35%, Earvin Limited 8,12%, Masyarakat 6,41%.

SUGI

Tak hanya COWL, saham PT Sugih Energy Tbk (SUGI) juga terancam delisting dari bursa imbas sahamnya yang telah beku selama 54 bulan.

"Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka masa suspensi saham perseroan telah mencapai 24 bulan pada 1 Juli 2021 dan masa suspensi mencapai 54 bulan pada 1 Januari 2024," tulis pengumuman BEI.

Berdasarkan hasil RUPSLB 24 Oktober 2019, susunan Dewan Direksi dan Dewan Komisaris SUGI, yakni Fadel Muhammad (Komisaris Utama), Adrian Rusmana (Komisaris), Sany Kharisman Wisekay (Komisaris Independen). Walter Rudolf Kaminski (Direktur Utama), David Kurniawan Wiranata (Direktur), dan Lawrence T.P. Siburian (Direktur).

"Berdasarkan keterbukaan informasi perseroan melalui surat No. 017/BOD.SUGI/XI/2021 yang diumumkan di website Bursa tanggal 12 Januari 2022, Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan (di atas) telah mengajukan pengunduran diri sebagai pengurus perseroan," jelas Bursa.

Sementara pemegang saham SUGI per 31 Juli 2019, terdiri dari Goldenhill Energy Fund menggenggam 11,52 persen atau 2,86 miliar saham, Credit Suisse AG SG Trust Sunrise Ass Gr Ltd mengempit 1,61 miliar saham atau 6,49 persen.

Sedangkan Dana Pensiun Pertamina memiliki 1,99 miliar saham SUGI atau 8,05 persen, Interventures Capital Pte Ltd mempunyai porsi 7,71 persen saham perseroan atau 1,91 miliar. Dan masyarakat atau publik menguasai 66,23 persen atau 16,43 miliar saham perseroan. 

Bagi pihak yang berkepentingan terhadap perseroan, Bursa menyarankan dapat menghubungi perseroan dengan nomor telepon 021-57948877.

"Bursa meminta kepada publik untuk memerhatikan dan mencermati segala bentuk informasi yang disampaikan oleh perseroan," tutup Bursa.

TRIO

Ada juga saham emiten PT Trikomsel Oke Tbk (TRIO) yang terancam delisting dari BEI. Hal itu Tercatat di Papan Pemantauan Khusus dengan No. Peng-00002/BEI.PP2/01-2024. Potensi delisting tersebut lantaran saham TRIO terkena suspensi sejak 17 Juli 2021 atau telah mencapai 24 bulan.

Dalam keterbukaan informasi BEI, Rabu (17/1/2024), Bursa dapat menghapus saham perseroan bila secara signifikan berpengaruh negatif terhadap kelangsungan usaha Perusahaan Tercatat, baik secara finansial atau secara hukum, atau terhadap kelangsungan status Perusahaan Tercatat sebagai Perusahaan Terbuka, dan Perusahaan Tercatat tidak dapat menunjukkan indikasi pemulihan yang memadai.

"Maka masa suspensi saham Perseroan telah mencapai 24 bulan pada tanggal 17 Juli 2021," tulis Bursa.

Pemegang saham TRIO di antaranya Sukses Perdana 38,25%, Wagita Trust Ltd 25,53%, UOB Kay Hian Pte Ltd 12,97%, PT Tigadari Fiesta 8,69%, Polaris Ltd 8,22%, Masyarakat 6,34%.

DEFI

BEI juga memperingatkan manajemen PT Danasupra Erapacific Tbk (DEFI) atas potensi delisting. Mengingat, emiten ini sudah disuspensi selmaa 2 tahun atau 24 bulan. 

Pengumuman potensi delisting saham DEFI disampaikan Bursa pada 8 Januari 2024 dalam Keterbukaan Informasi BEI. Dalam pengumuman potensi delisting DEFI, susunan pemegang saham DEFI per 30 November 2023, yakni PT Intan Sakti Wiratama sebanyak 143,75 juta saham (20,92 persen), PT Jesivindo Juvatama sebanyak 102,6 juta saham (14,93 persen), PT Quantum Clovera Investama Tbk sebanyak 99,41 juta saham (14,47 persen).

Selanjutnya PT Asuransi Jiwa Kresna menggenggam 162,01 juta saham DEFI (23,57 persen), dan masyarakat atau publik memiliki 179,48 juta saham (25,11 persen). Sehingga total saham yang beredar 687,27 juta saham (100 persen).

MAGP

Saham emiten sawit PT Multi Agro Gemilang Plantation Tbk (MAGP) juga berpotensi dicoret dari bursa karen terlalu lama mengalami suspensi.

"Sehubungan dengan hal tersebut, maka dapat kami sampaikan bahwa saham PT Multi Agro Gemilang Plantation Tbk telah disuspensi selama 18 bulan dan masa suspensi akan mencapai 24 bulan pada 18 Juli 2024," tulis pengumuman BEI, Jumat (19/1/2024).

Berdasarkan laporan bulanan registrasi pemegang efek per 31 Mei 2023, saham ini dikuasai oleh PT Santika Griya Persada sebanyak 50 persen atau 4,5 miliar, PT Yabes Plantation memilkki 15,79 persen atau 1,42 miliar, Dana Pensiun Karyawan 600 juta saham atau 6,67 persen dan masyarakat sebanyak 2,47 miliar saham atau 27,54 persen.

(YNA)

SHARE