MARKET NEWS

Pengguna Aplikasi Melonjak, DPK Bank Jago Tembus Rp10,1 Triliun

Taufan Sukma/IDX Channel 01/08/2023 18:49 WIB

Hingga Juni 2023, ARTO tercatat telah melayani lebih dari 8,3 juta total nasabah, termasuk 6,7 juta nasabah funding pengguna Aplikasi Jago.

Pengguna Aplikasi Melonjak, DPK Bank Jago Tembus Rp10,1 Triliun (foto: MNC Media)

IDXChannel - PT Bank Jago Tbk (ARTO) berhasil menjaga tren pertumbuhan kinerja tetap positif di sepanjang triwulan II-2023 lalu.

Sebagai bank berbasis teknologi dengan model bisnis kolaborasi dengan ekosistem digital, ARTO sukses mendongkrak jumlah nasabah, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), hingga penyaluran kredit.

Hingga Juni 2023, ARTO tercatat telah melayani lebih dari 8,3 juta total nasabah, termasuk 6,7 juta nasabah funding pengguna Aplikasi Jago.

Jumlah pengguna Aplikasi Jago tersebut tumbuh lebih dari dua kali lipat dibanding realisasi pencapaian Juni tahun lalu, yang sekitar tiga juta nasabah.

Lonjakan pengguna ini turut berkontribusi terhadap meningkatnya nilai penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mencapai Rp10,1 triliun.

Nilai tersebut terhitung tumbuh hingga 65 persen dibanding perolehan pada periode sama tahun lalu, yang masih sebesar Rp6,1 triliun.

Dari keseluruhan nilai DPK tersebut, rasio dana murah (Current Account Saving Account/CASA) mendominasi dengan porsi mencapai 71,4 persen. Sementara sisanya sebesar 28,6 persen didapat dari produk deposito.

"Pertumbuhan jumlah nasabah dan DPK menunjukkan hasil dari komitmen Bank Jago untuk terus berinovasi serta memperdalam dan memperluas kolaborasi dengan ekosistem digital," ujar Direktur Utama ARTO, Arief Harris Tandjung, dalam keterangan resminya.

Capaian tersebut, menurut Arif, menunjukkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Bank Jago yang semakin tinggi dari waktu ke waktu.

Arief menjelaskan, Bank Jago melakukan penyaluran kredit dan pembiayaan syariah melalui kolaborasi dengan berbagai mitra, seperti ekosistem dan platform digital, perusahaan pembiayaan, dan lembaga keuangan lainnya.

Melalui strategi tersebut, Bank Jago berhasil menyalurkan kredit dan pembiayaan syariah sebesar Rp11,2 triliun per kuartal II-2023 atau tumbuh 54 persen dibandingkan realisasi kuartal II-2022 yang sebesar Rp7,3 triliun.

"Dalam meningkatkan penyaluran kredit, Bank Jago tetap melakukannya secara hati-hati dan terukur dengan tetap memperhatikan peluang ekspansi yang ada. Ini terlihat dari rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross di level 1,2 persen, atau di bawah rata-rata industri perbankan yang sebesar 2,5 persen," tutur Arief.

Seiring dengan kenaikan portofolio kredit dan pembiayaan syariah, Bank Jago sukses membukukan pendapatan bunga bersih sebesar Rp832 miliar sepanjang semester I-2023.

Perolehan tersebut meningkat 30 persen dibanding capaian pada periode sama tahun lalu, yang masih sebesar Rp641 miliar.

Secara kumulatif, Bank Jago berhasil membukukan laba bersih (net profit after tax) sebesar Rp41 miliar di semester I-2023, meningkat 40 persen dari laba bersih Rp29 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

"Kinerja keuangan Bank Jago hingga kuartal II-2023 menunjukkan momentum yang baik dan on the right track. Kami ingin menumbuhkan bisnis kami lebih besar lagi dengan terus berinovasi sebagai bank berbasis teknologi dan berkolaborasi dengan ekosistem digital," ungkap Arief.

Hingga semester I-2023, lanjut Arief, Bank Jago terus menunjukkan fundamental yang solid, dengan nilai aset mencapai Rp18,9 triliun, atau tumbuh 29 persen dari pertengahan tahun lalu.

Sedangkan nilai rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) mencapai sebesar 73 persen, yang menunjukkan kuatnya tingkat permodalan untuk mendukung ekspansi bisnis ke depan. (TSA)

SHARE