MARKET NEWS

Rupiah Hari Ini Menguat Rp14.312 per Dolar AS, Greenback Justru Lesu

Dinar Fitra Maghiszha 13/01/2022 09:41 WIB

Nilai mata uang rupiah hari ini unggul tipis terhadap dolar Amerika Serikat pada perdagangan Kamis pagi (13/1/2022).

Rupiah Hari Ini Menguat Rp14.312 per Dolar AS, Greenback Justru Lesu

IDXChannel - Nilai mata uang rupiah hari ini unggul tipis terhadap dolar Amerika Serikat pada perdagangan Kamis pagi (13/1/2022). Menilik pasar spot Bloomberg hingga pukul 09:09 WIB, rupiah terpantau menguat 12 poin atau 0,08% di harga Rp14.312 per 1 dolar AS.

Pasar uang di kawasan Asia Pasifik terlihat bergerak variatif seperti Yuan China stagnan 0,00% di 6,3585, Yen Jepang naik 0,01% di 114,61, dan Baht Thailand anjlok -0,08% di 33,325. Dolar Hong Kong terkoreksi -0,02% di 7,7923 dan Dolar Australia menguat 0,09% di 0,7278.

Adapun Won Korea Selatan terpuruk -0,24% di 1.189,02, Ringgit Malaysia menanjak 0,19% di 4,1760, dan Dolar Singapura koreksi -0,06% di 1,3463. Peso Filipina terpuruk -0,31% di 51,140, dan Dolar Taiwan anjlok -0,09% di 27,672.

Indeks Dolar AS yang melacak greenback terhadap sekeranjang mata uang pagi ini rebound 0,07% menjadi 94,98, setelah mengalami penurunan beberapa hari terakhir hingga menyentuh level supportnya. Pasar masih mencerna indeks harga konsumen (CPI) AS yang mengalami kenaikan tercepatnya hampir 40 tahun terakhir.

Diketahui, angka inflasi bulanan AS sedikit lebih tinggi dari perkiraan yakni di 7%, kenaikan IHK year on year adalah yang terbesar sejak Juni 1982.

Federal Reserve akan menaikan suku bunga yang lebih tinggi pada tahun ini dan melakukan penyusutan neraca untuk mengekang kenaikan harga.

"Saya pikir bukan cuma CPI yang menyebabkan pasar menarik napas lega," kata Analis NatWest Jan Nevruzi dalam sebuah catatan, dilansir Reuters, Kamis (13/1/2022).

Katalis penggerak pasar berikutnya datang dari pidato Wakil Gubernur Fed Lael Brainard yang bakal muncul di depan Kongres untuk mendengarkan testimoninya sebagai wakil dari Powell dan dalam dua minggu ke depan, Fed akan mengadakan pertemuan pertama tahun ini.

"Dolar tidak harus meningkat karena The Fed sedang mempersiapkan siklus pengetatan," kata ahli strategi Commonwealth Bank of AustraliaJoe Capurso.

"Tidak bisa disamakan bahwa kenaikan Fed sama dengan kenaikan dolar. Dolar adalah mata uang kontra-siklus yang menurun seiring pemulihan ekonomi dunia," tukasnya.

(NDA)

SHARE