Rupiah Hari Ini Ditutup Menguat Rp14.350 per Dolar AS

IDXChannel - Nilai tukar (kurs) rupiah hari ini ditutup menguat 40 poin di level Rp14.350 setelah sebelumnya ditutup pada level Rp14.391.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar akan mencatat kenaikan mingguan yang luas dan dapat memperpanjang reli jika data tenaga kerja AS yang dirilis pada hari Jumat memperkuat kasus kenaikan suku bunga Federal Reserve awal.
"Dan peringatan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa varian omicron COVID-19 tidak dapat dianggap 'ringan', di samping imbal hasil yang lebih kuat, memberi dorongan pada aset safe-haven," ujar Ibrahim dalam risetnya, Jumat (7/1/2022).
Meskipun Omicron tampaknya menghasilkan penyakit yang kurang parah daripada jenis virus delta, namun tidak boleh dikategorikan sebagai "ringan", menurut direktur jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Bahkan pejabat Federal Reserve AS yang paling dovish pun setuju dengan kebijakan hawkish bank sentral. Presiden Fed San Francisco Mary Daly mengatakan pada sebuah acara pada hari Kamis bahwa pemangkasan neraca Fed akan dilakukan setelah normalisasi suku bunga dana Fed. Presiden Fed St. Louis James Bullard mengatakan pada acara terpisah bahwa Fed dapat menaikkan suku bunga targetnya secepat Maret 2022.
Menurut alat CME FedWatch, investor saat ini mengantisipasi peluang lebih besar dari 70% untuk kenaikan suku bunga setidaknya 25 basis poin pada pertemuan Fed pada Maret mendatang.
Sedangkan dari sisi domestik, utang pemerintah di era Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali membengkak. Berdasarkan laman APBN KiTa Kementerian Keuangan terbaru atau per akhir November 2021, utang pemerintah sudah menembus Rp 6.713,24 triliun.
Utang tersebut bertambah cukup signifikan apabila dibandingkan posisi utang pemerintah pada penghujung Oktober 2021 yakni Rp 6.687,28 triliun. Artinya, dalam sebulan, utang negara sudah bertambah sebesar Rp 25,96 triliun. Penyebabnya adalah terfokusnya anggaran untuk penanganan pandemi Covid-19 yang cukup besar.
Dengan bertambahnya utang pemerintah, rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) juga mengalami kenaikan. Pada November 2021, rasio utang terhadap PDB adalah 39,84 persen, sementara sebulan sebelumnya yakni 39,69 persen.
"Oleh karena itu, pelaku pasar optimis bahwa pemerintah masih sanggup membayar utang plus bunganya. Sebagai tolak ukurnya adalah pertumbuhan ekonomi yang terus menggeliat akibat stabilitas politik yang stabil sehingga Pemerintah bisa membayar sebagian utang dan bunganya," kata Ibrahim.
Dalam perdagangan akhir pekan ini, rupiah ditutup menguat, sedangkan untuk perdagangan senen depan, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat tipis di rentang Rp14.330 - Rp14.380.
(NDA)