Rupiah Sore Ini Berakhir Melemah ke Rp16.691 per Dolar AS
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah pada akhir perdagangan Selasa (16/12/2025), turun 24 poin atau sekitar 0,14 persen ke Rp16.691 per USD.
IDXChannel - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah pada akhir perdagangan Selasa (16/12/2025), turun 24 poin atau sekitar 0,14 persen ke level Rp16.691 per dolar AS.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, salah satu sentimen pelemahan rupiah adalah datang dari faktor eksternal yaitu fokus pasar minggu ini sepenuhnya tertuju pada lebih banyak petunjuk tentang ekonomi AS, dimulai dengan data penggajian non-pertanian untuk bulan November, yang akan dirilis Selasa sore.
“Data tersebut diperkirakan akan menunjukkan lebih banyak tanda pendinginan di pasar tenaga kerja AS,” kata Ibrahim dalam risetnya.
Data penggajian ini dirilis beberapa hari sebelum data inflasi indeks harga konsumen utama untuk bulan November, yang akan dirilis Kamis, dan akan dipantau secara cermat untuk setiap tanda pendinginan inflasi.
Kekuatan pasar tenaga kerja dan inflasi adalah dua pertimbangan terbesar The Fed untuk mengubah kebijakan, dengan bank sentral telah menegaskan kembali pendiriannya yang berbasis data dalam seminggu terakhir.
Kemudian, perundingan gencatan senjata yang dimediasi AS antara Rusia dan Ukraina, mengingat potensi berakhirnya konflik mereka akan membebaskan ekspor minyak Rusia.
Para pejabat AS mengisyaratkan beberapa kemajuan dalam perundingan perdamaian, dengan Kyiv menawarkan untuk menghentikan aspirasinya untuk keluar dari aliansi militer NATO, yang merupakan poin utama perselisihan bagi Rusia. Washington juga menawarkan jaminan keamanan kepada Ukraina.
Namun, kesepakatan tentang konsesi teritorial, topik yang sangat sensitif bagi Ukraina, tetap sulit tercapai.. Moskow juga memberikan sedikit indikasi langsung bahwa mereka terbuka untuk mengakhiri perang yang hampir berlangsung selama empat tahun.
Dari sentimen domestik, Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Oktober 2025 tercatat sebesar USD423,9 miliar atau setara Rp7.059,5 triliun (kurs Rp16.653). Jumlah tersebut menurun dibandingkan dengan posisi ULN September 2025 sebesar USD425,6 miliar.
Aliran masuk modal asing pada Surat Berharga Negara (SBN) internasional. Aliran modal asing meningkat karena kepercayaan investor terhadap perekonomian Indonesia terus tumbuh.
Secara tahunan, ULN Indonesia tumbuh 0,3 persen (yoy) yang terutama dipengaruhi oleh pertumbuhan ULN sektor publik. Posisi ULN pemerintah pada Oktober 2025 tercatat sebesar USD210,5 miliar, atau secara tahunan tumbuh 4,7 persen (yoy).
Salah satu instrumen pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), ULN dikelola secara cermat, terukur, dan akuntabel, serta pemanfaatannya terus diarahkan untuk mendukung pembiayaan program-program prioritas yang mendorong keberlanjutan dan penguatan perekonomian nasional.
Berdasarkan analisis tersebut, Ibrahim memprediksi bahwa mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif pada perdagangan selanjutnya dan berpotensi ditutup menguat dalam rentang Rp16.650 - Rp16.690 per dolar AS.
(kunthi fahmar sandy)