MARKET NEWS

Saham Perkapalan Unjuk Gigi, SMDR Hijau Tebal

TIM RISET IDX CHANNEL 01/07/2024 12:43 WIB

Saham emiten jasa angkutan laut atau perkapalan naik signifikan hingga penutupan sesi I, Senin (1/7/2024).

Saham Perkapalan Unjuk Gigi, SMDR Hijau Tebal. (Foto: Reuters)

IDXChannel – Saham emiten jasa angkutan laut atau perkapalan naik signifikan hingga penutupan sesi I, Senin (1/7/2024).

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) memimpin kenaikan sebesar 15,43 persen ke posisi Rp374 per saham.

Nilai transaksi tercatat mencapai Rp79 miliar dan volume perdagangan 218 juta saham.

Pada Jumat (28/6) pekan lalu, saham SMDR ditutup menghijau 6,58 persen.

Saham PT Logindo Samudramakmur Tbk (LEAD) juga turut terapresiasi, yakni melesat 9,09 persen, usai melonjak 11,59 persen pada Jumat lalu.

Demikian pula, saham PT Temas Tbk (TMAS) dan PT Soechi Lines Tbk (SOCI) yang masing-masing naik 7,84 persen dan 4,55 persen.

Saham HATM ikut tumbuh 2,52 persen, BULL 2,13 persen, RIGS 1,63 persen, ELPI 1,38 persen, HUMI 1,27 persen, WINS 0,85 persen, BSML 0,83 persen, TCPI 0,66 persen.

Dilaporkan AP pada Jumat pekan lalu, sebuah kapal yang melakukan perjalanan melalui Laut Merah pada Kamis (27/6) dilaporkan terkena serangan yang dilakukan oleh pemberontak Houthi Yaman, kata pihak berwenang, menjadi kasus terbaru dalam kampanye yang menargetkan kapal pelayaran selama perang Israel-Hamas.

Pemberontak Houthi telah menargetkan lebih dari 60 kapal dengan menembakkan rudal dan drone dalam kampanye mereka yang telah menewaskan empat pelaut. Mereka menyita satu kapal dan menenggelamkan dua kapal sejak November 2023.

Mengutip CNN International, 20 Juni 2024, selain korban jiwa, serangan Houthi juga menyebabkan gangguan parah pada transit melalui Laut Merah, yang menghubungkan dengan Terusan Suez, sebuah jalur penting yang menyumbang 10-15 persen perdagangan dunia.

Perusahaan pelayaran peti kemas besar, termasuk Maersk dan Hapag Lloyd, telah mengubah rute kapal mereka melalui jalur yang lebih panjang di sekitar ujung selatan Afrika.

Akibatnya, tarif angkutan barang perkapalan melonjak.

Menurut data konsultan pelayaran yang berbasis di London, Inggris, Drewry, Indeks Kontainer Dunia (WCI) Drewry meningkat 4 persen menjadi USD5.318 per kontainer berukuran 40 kaki pada pekan yang berakhir pada 27 Juni 2024.

Angka tersebut meningkat tajam 256 persen jika dibandingkan dengan pekan yang sama 2023.

Indeks komposit Drewry (WCI) yang mencapai USD5.318 per kontainer 40 kaki tersebut lebih rendah 49 persen di bawah level puncak saat pandemi, yang sempat mencapai USD10,377 pada September 2021. Namun, masih 274 persen lebih tinggi dari rata-rata tarif 2019 (pra-pandemi) sebesar USD1.420.

Indeks komposit WCI rata-rata untuk 2024 berada di level USD3.579 per kontainer berukuran 40 kaki, yaitu USD831 lebih tinggi dari tingkat rata-rata 10 tahun sebesar USD2.748 (yang meningkat karena periode Covid 2020-2022 yang membuat macetnya rantai pasokan global).

Perusahaan pelayaran juga mengenakan biaya tambahan darurat untuk mengatasi gangguan ini. Bulan lalu, kembali mengutip CNN International, Maersk untuk sementara menaikkan sebagian biaya tambahan tersebut.

“Kompleksitas situasi di Laut Merah dan dampaknya terhadap rantai pasokan global telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir,” kata perusahaan asal Denmark tersebut dalam sebuah pernyataan pada saat itu.

“Kami terus menghadapi tantangan dan biaya tambahan,” Maersk menambahkan, sembari mengutip soal “hambatan operasional.”

Menurut perusahaan logistik Freightos, pengalihan rute paksa ini menyebabkan kemacetan di pelabuhan-pelabuhan di Singapura, Malaysia, Shanghai di China dan Barcelona di Spanyol, yang menyebabkan penundaan dan pembatalan pelayaran karena kapal-kapal ketinggalan jadwal keberangkatannya.

Sementara, BIMCO, salah satu asosiasi pelayaran internasional terbesar yang mewakili pemilik kapal, merevisi asumsi mengenai kapan kapal akan kembali ke rute normal di Laut Merah dan Terusan Suez.

Dalam laporan perusahaan sebelumnya, dikutip dari Hellenicshippingnews, Jumat (28/6), BIMCO berasumsi perubahan rute tersebut hanya akan berdampak pada paruh pertama 2024.

“Karena tidak ada tanda-tanda penyelesaian, kami sekarang menggunakan skenario dengan asumsi bahwa sepanjang 2024 akan terpengaruh dan rute normal akan dilanjutkan mulai 2025,” tulis BIMCO. (ADF)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

SHARE