MARKET NEWS

Terancam Delisting, Bukit Uluwatu Villa (BUVA) Jual Aset Guna Lunasi Pinjaman 

Anggie Ariesta 22/02/2022 08:15 WIB

PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA) berkomitmen untuk memperbaiki kondisi perusahaannya dengan menjual aset agar tidak dihapuskan sahamnya di BEI.

Terancam Delisting, Bukit Uluwatu Villa (BUVA) Jual Aset Guna Lunasi Pinjaman

IDXChannel - Emiten perhotelan, PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA) berkomitmen untuk memperbaiki kondisi perusahaannya dengan menjual aset agar tidak dihapuskan sahamnya sebagai perusahaan tercatat di PT Bursa Efek Indonesia (delisting).

Berdasarkan laporan Perseroan di keterbukaan informasi BEI, dikutip Selasa (22/2/2022), Corporate Secretary BUVA, Benita Sofia menyatakan bahwa Perseroan komitmen akan memenuhi kewajibannya, termasuk untuk pembayaran pinjaman bank, biaya pencatatan tahunan (annual listing fee) dan audit.

Untuk menyiapkan dana bagi pembayaran kewajiban tersebut, Bukit Uluwatu Villa berencana melakukan penjualan aset pada kuartal II 2022.

Namun, BUVA tidak merinci aset mana yang akan dijual perseroan maupun kisaran dana yang mungkin diperoleh dari penjualan aset tersebut.

"Kami mengucapkan terima kasih atas reminder dari Bursa; Perseroan berkomitmen akan melakukan upaya perbaikan kondisi Perseroan sehingga tidak akan masuk pada kondisi delisting," kata Benita.

BUVA menjelaskan kondisinya sangat berat karena bisnis perhotelan mengalami pukulan yang sangat berat sejak terjadinya pandemi COVID-19. Hal tersebut tercermin dari nilai penjualan yang turun drastis yang dicatatkan perseroan.

Jika sebelumnya pada 2019, perseroan membukukan penjualan sebesar Rp 612,70 miliar, pada 2020 penjualan perseroan merosot tajam ke Rp 66,90 miliar, dan pada 2021 turun lagi menjadi Rp 61,42 miliar.

Turunnya penjualan perseroan tersebut disebabkan oleh sangat rendahnya tingkat hunian hotel perseroan yang berada di Bali dan Jakarta. Sehingga BUVA mengaku kesulitan untuk memberikan gambaran kinerjanya pada 2022 ini.

"Sangatlah sulit bagi kami untuk memberikan gambaran kinerja dalam satu tahun ke depan pada saat ini karena akan sangat tergantung kepada perkembangan pandemi dan waktu yang diperlukan untuk pemulihan," kata dia.

Dengan demikian, BUVA saat ini masih mengoperasikan keempat hotelnya, yaitu Alila Villas Uluwatu (Bali), Alila Ubud (Bali),

Alila Manggis (Bali), dan Alila SCBD (Jakarta). Selain itu, BUVA memiliki entitas anak yang masih berbentuk proyek dan belum beroperasi, yaitu Bintan (PT Bukit Lagoi Villa), condotel The Cliff (PT Bukit Nusa Harapan).

"Karena kondisi keuangan yang sangat sulit selama pandemi, kami belum bisa memenuhi semua kewajiban kepada stakeholder secara lancar dan harus disesuaikan dengan cashflow yang ada. Kami prioritaskan kebutuhan pembayaran untuk kelangsungan operasi dari hotel-hotel kami," kata dia.

BUVA mengaku, kendala terbesar yang dihadapi perseroan saat ini adalah sangat rendahnya tingkat hunian hotel perseroan karena masih tingginya hambatan masuknya wisatawan asing ke Indonesia yang merupakan konsumen utama dari hotel perseroan. Pada 2021, kondisi tingkat hunian hotel perseroan berkisar antara 12-14%.

Untuk menjaga kelangsungan usahanya, perseroan telah melakukan berbagai upaya yakni Melakukan upaya pemasaran secara terfokus, innovative dan efisien, Menekan biaya operasi, termasuk biaya tenaga kerja, Menunda pengeluaran modal, dan Mengatur modal kerja yang sangat minim dengan baik.

(NDA)

SHARE