MARKET NEWS

Wall Street Ditutup Menguat Jelang Laporan Keuangan Big Tech, Investor Nantikan Pidato Powell

Nia Deviyana 22/07/2025 06:28 WIB

Indeks S&P 500 dan Nasdaq mencatat penutupan tertinggi sepanjang masa pada Senin (21/7/2025) waktu setempat.

Wall Street Ditutup Menguat Jelang Laporan Keuangan Big Tech, Investor Nantikan Pidato Powell. Foto: dok. AP.

IDXChannel - Indeks S&P 500 dan Nasdaq mencatat penutupan tertinggi sepanjang masa pada Senin (21/7/2025) waktu setempat didorong Alphabet (NASDAQ:GOOGL) dan saham-saham megacap lainnya menjelang laporan keuangan yang akan dirilis pekan ini. 

Investor juga mencermati potensi kesepakatan dagang untuk meredam dampak ekonomi dari tarif global yang diberlakukan pemerintahan Trump.

Indeks S&P 500 naik 0,14 persen ke level 6.305,60 poin pada akhir sesi perdagangan. Nasdaq menguat 0,38 persen ke posisi 20.974,18 poin, sementara Dow Jones Industrial Average melemah 0,04 persen ke 44.323,07 poin.

Tujuh dari 11 sektor dalam indeks S&P 500 mengalami kenaikan, dipimpin sektor layanan komunikasi yang naik 1,9 persen, diikuti sektor barang konsumsi non-primer yang naik 0,6 persen.

Melansir Investing, induk perusahaan Google, Alphabet, melonjak 2,7 persen menjelang laporan keuangan kuartalannya yang akan dirilis pada Rabu. Kelompok Magnificent Seven lainnya, yaitu Tesla (NASDAQ:TSLA), akan melaporkan keuangan pada hari yang sama.

Hasil dari perusahaan-perusahaan ini diperkirakan akan menjadi penentu arah bagi emiten-emiten besar lainnya dalam beberapa hari ke depan.

Tesla turun tipis 0,35 persen, sementara Apple (NASDAQ:AAPL) naik 0,62 persen dan Amazon (NASDAQ:AMZN) menguat 1,43 persen, keduanya turut mengangkat indeks S&P 500 dan Nasdaq.

Saham Verizon (NYSE:VZ) melonjak lebih dari 4 persen setelah perusahaan telekomunikasi tersebut menaikkan proyeksi laba tahunan.

Analis rata-rata memperkirakan perusahaan-perusahaan dalam S&P 500 mencatatkan peningkatan laba sebesar 6,7 persen pada kuartal kedua, dengan sektor teknologi besar (Big Tech) sebagai pendorong utama pertumbuhan tersebut.

"Sejauh ini, perusahaan-perusahaan yang telah melaporkan secara umum memenuhi atau melampaui panduan dari kuartal sebelumnya, dan kami belum melihat adanya penurunan baik dalam laba perusahaan maupun pengeluaran konsumen," ujar ahli strategi investasi nasional di U.S. Bank Wealth Management di Minneapolis, Tom Hainlin.

Menjelang tenggat tarif yang ditetapkan Presiden AS Donald Trump pada 1 Agustus, S&P 500 telah naik sekitar 8 persen sejak awal tahun, karena investor berharap dampak ekonomi dari tarif tidak sebesar yang dikhawatirkan.

Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, mengatakan pada Minggu, bahwa dia yakin AS dapat mencapai kesepakatan dagang dengan Uni Eropa, meskipun negara-negara anggota UE sedang menjajaki kemungkinan balasan terhadap kebijakan perdagangan AS.

Trump mengancam akan memberlakukan tarif sebesar 30 persen untuk impor dari Meksiko dan Uni Eropa, serta mengirimkan surat kepada mitra dagang lainnya, termasuk Kanada, Jepang, dan Brasil, yang menetapkan tarif berkisar antara 20-50 persen.

Investor juga akan mencermati data klaim pengangguran dan laporan aktivitas bisnis pada Juli yang akan dirilis pada Kamis.

Mereka juga akan mengamati pidato Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, pada Selasa untuk mencari petunjuk mengenai waktu kemungkinan penurunan suku bunga, terutama setelah sinyal inflasi pada pekan lalu.

Para pelaku pasar sebagian besar telah mengesampingkan kemungkinan pemangkasan suku bunga pada Juli, dan kini memperkirakan kemungkinan lebih dari 50 persen, bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada pertemuan September, menurut alat FedWatch milik CME Group.

(NIA DEVIYANA)

SHARE