MILENOMIC

Terkuak Alasan Gen Z Sering Pindah Kerja Jadi Kutu Loncat, Kamu Termasuk?

Syifa Fauziah/MPI 14/07/2023 01:07 WIB

Gen Z sering sekali berpindah-pindah tempat kerja. Ternyata ini alasan yang melatarbelakangi gen z menjadi kutu loncat.

Terkuak Alasan Gen Z Sering Pindah Kerja Jadi Kutu Loncat, Kamu Termasuk? (Foto MNC Media)

IDXChannel - Belakangan ini, muncul pandangan Gen Z mudah sekali loncat-loncat tempat kerja. Meski memiliki karier yang cemerlang, tak sedikit Gen Z yang ditemukan sudah berpindah pekerjaan.

Fenomena semacam ini disebut juga sebagai ”job hopper”, atau di Indonesia sering disebut dengan istilah “kutu loncat”. Banyak faktor penyebab Gen Z sering pindah kerja.

Managing Director Mercer Marsh Benefits, Wulan Gallacher membenarkan, Gen Z sering berpindah tempat kerja. Bahkan dalam hitungan bulan mereka sudah pindah ke perusahaan lain.

“Pengaruh media sosial sangat memengaruhi keputusan mereka. Misalnya mereka melihat teman-temannya kerjanya nyantai, sering liburan, mereka juga ingin. Padahal belum tentu semua sesuai dengan apa yang mereka lihat,” ujar Wulan saat ditemui dalam acara Pemaparan Hasil Survei Laporan Health on Demand 2023 oleh Marcer Marsh Benefits, Jakarta, Kamis (13/7/2023).

Di sisi lain, dari hasil survei menyebutkan, lebih dari 51% Gen Z bekerja dengan kondisi mental yang tidak sehat. Hal itu karena mereka tidak mendapat training atau pelatihan saat masuk kerja.

“Gen Z banyak yang tidak merasakan training atau program sebelum bekerja, sehingga mereka mudah mengalami stres. Padahal sebenarnya perusahaan harus memberikan pengenalan tentang job desk kepada Gen Z,” jelasnya.  

Selain itu, Gen Z juga merasa banyak perusahaan tidak memberikan benefit yang sesuai kepada mereka. Misalnya saja benefit dari segi kesehatan.

“Gen Z membutuhkan healthy benefit untuk medical check up. Sebenarnya perusahaan sudah memberikan itu, tapi para Gen Z tidak merasa cukup, jadi mereka merasa tidak puas dengan hal itu. Alhasil mereka memilih pindah,” tutup Wulan.

Laporan Health on Demand 2023 oleh MercerMarsh Benefits, dilakukan terhadap lebih dari 17.500 karyawan di 16 pasar seluruh dunia, termasuk juga lebih dari 5.200 karyawan di Asia, mengenai prioritas kesehatan dan kesejahteraan. Sehingga harapannya perusahaan mampu memenuhi kebutuhan karyawan semakin lebih baik lagi. 

Di kawasan Asia, karyawan di Indonesia sebanyak 26% memiliki tingkat stres paling rendah dari rata-rata karyawan di Asia, yang mencapai 44%. Meski demikian, sebanyak 45% atau hampir sebagian dari mereka mengaku pernah bekerja saat kondisi mental yang tidak sehat.

(FAY)

SHARE