Dokumen Rahasia AS Bocor, Apa Saja Isinya?
Berbagai dokumen rahasia dari lembaga militer dan intelijen Amerika Serikat (AS) tersebar di media sosial beberapa minggu ke belakang.
IDXChannel - Berbagai dokumen rahasia dari lembaga militer dan intelijen Amerika Serikat (AS) tersebar di media sosial beberapa minggu ke belakang. Hal ini menimbulkan kekhawatiran otoritas intelijen AS.
Dilansir dari India Today pada Senin (10/4/2023), dokumen-dokumen tersebut mencakup berbagai topik, seperti dukungan AS untuk pertahanan udara Ukraina dan aktivitas badan intelijen Mossad asal Israel.
Saat ini, pejabat AS berupaya untuk mengidentifikasi asal muasal kebocoran tersebut. Pentagon mengatakan pihaknya memulai penyelidikan setelah muncul unggahan di media sosial mengenai dokumen rahasia terkait perang di Ukraina.
"Dokumen-dokumen itu terlihat asli," kata seorang pejabat AS yang tidak disebut namanya kepada CNN.
Apa isi dokumen yang bocor itu?
Pada hari Jumat, lebih dari 100 dokumen Pentagon tersebar di Twitter. Dokumen berisi informasi rahasia yang didapatkan oleh agen intelijen AS.
Salah satu dokumen tertanggal 23 Februari dan bertanda "Rahasia" menguraikan secara rinci bagaimana sistem pertahanan udara S-300 Ukraina akan habis pada 2 Mei jika tingkat penggunaan sama seperti saat ini, demikian yang dilaporkan Reuters.
Dalam dokumen lain yang berstatus "Sangat Rahasia" dan berasal dari informasi intelijen CIA pada tanggal 1 Maret, dilaporkan bahwa Mossad mendukung aksi protes terhadap rencana Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk memperketat pengawasan terhadap Mahkamah Agung.
Dokumen tersebut menyatakan bahwa AS memperoleh informasi ini melalui penyadapan, yang menunjukkan bahwa intelijen AS melakukan pengintaian terhadap salah satu sekutunya yang paling penting di Timur Tengah tersebut, seperti yang dilaporkan oleh Reuters.
Dokumen lain memberikan detail mengenai diskusi internal antara para pejabat senior Korea Selatan (Korsel) terkait tekanan AS agar Seoul membantu memasok senjata ke Ukraina. Korsel selama ini menolak melakukan hal tersebut.
Pejabat Korsel mengakui bahwa dokumen yang bocor menunjukkan intelijen AS memata-matai sekutunya di Seoul. Mereka berencana untuk berkonsultasi dengan AS mengenai isu-isu yang timbul akibat kebocoran ini.
Para pejabat mengatakan kepada Reuters bahwa luasnya topik yang dibahas dalam dokumen-dokumen tersebut, yang menyinggung perang di Ukraina, Cina, Timur Tengah dan Afrika, menunjukkan bahwa dokumen-dokumen tersebut mungkin dibocorkan oleh pihak dari AS dan bukan dari negara sekutunya. Namun, ada kemungkinan bahwa beberapa dokumen dimanipulasi terlebih dahulu sebelum dipublikasikan.
Sebagai contoh, pada salah satu dokumen disebutkan bahwa sekitar 16.000-17.500 tentara Rusia tewas dalam pertempuran di Ukraina. Namun, pejabat pertahanan AS menyatakan bahwa Rusia mencatat lebih dari 200.000 korban.
(WHY/Anggerito Kinayung Gusti)