Erick Thohir Benarkan Ada Dugaan Korupsi di 12 BUMN
Menteri BUMN Erick Thohir membenarkan kabar ada telah terjadi dugaan korupsi di 12 perusahaan BUMN, kasus tersebut kini telah diusut Kajagung.
IDXChannel - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir membenarkan kabar ada telah terjadi dugaan korupsi di 12 perusahaan BUMN, kasus tersebut kini telah diusut oleh Kejaksaan Agung (Kejagung).
Erick mengatakan, sebelum laporan tindak pidana di internal 12 BUMN dilaporkan ke Kejagung, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) hingga Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) terlebih dahulu melakukan audit secara komprehensif.
"Bahwa dalam kita melaporkan ke Kejaksaan Agung itu bukan berdasarkan isu ataupun hanya bahan-bahan yang belum komplit kita laporkan, kita pasti menggunakan audit BPKP, audit BPK, baru kita melaporkan, jadi bukan asumsi," ungkap Erick saat ditemui di kawasan GBK, Jakarta, Kamis (9/3/2023).
Meski laporan dugaan korupsi didasarkan atas lembaran hitam putih (black and white), Kejaksaan Agung tetap melakukan pembuktian lebih jauh sebelum merilis nama BUMN dan aktor koruptornya.
Dasar pikir ini yang membuat Erick enggan merinci nama-nama 12 BUMN yang dia laporkan ke lembaga penegakan hukum.
"Apa yang saya laporkan ke Kejaksaan kemarin ada black and white, tetapi kesepakatan dengan Kejaksaan, kejaksaan tidak mau mengungkapkan sebelum mereka mengecek secara langsung hasil daripada audit itu, tunggu aja satu dua, minggu biasanya mereka akan bikin konferensi pers sendiri," ucap dia.
Senada, Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga, menyebut kemungkinan ada temuan baru atas indikasi tindak pidana korupsi berdasarkan hasil penyidikan atau pendalaman Kejagung.
"Kita tunggu aja, kita ini tetap terbuka, kita tetap kerja sama dengan Kejagung, mana kadang-kadang Kejagung belum selidiki, kita kasih (laporan), mungkin dari situ ada turunannya juga (temuan baru)," tutur Arya saat ditemui di Gedung Sarinah.
Menurutnya, temuan baru Kejaksaan Agung bisa mengejutkan karena mengungkapkan pelaku atau koruptor di BUMN yang belum diketahui sebelumnya.
"Kadang-kadang mengejutkan juga, contoh Garuda, kan kita kasih nih ke Kejaksaan, tiba-tiba ada yang kami pun nggak tau, oh ternyata dia nyangkut (jadi pelaku)," tandas Arya. (RRD)