La Nina Bakal Genjot Produksi Beras di Asia Tenggara
Pusat Prediksi Iklim Badan Cuaca Nasional Amerika Serikat (AS) menyatakan peluang pola cuaca La Nina terjadi pada periode Agustus-Oktober mencapai 70 persen.
IDXChannel - Pusat Prediksi Iklim Badan Cuaca Nasional Amerika Serikat (AS) menyatakan peluang pola cuaca La Nina terjadi pada periode Agustus-Oktober mencapai 70 persen.
Dilansir dari Reuters pada Jumat (12/7/2024), angkanya naik menjadi 79 persen pada periode November-Januari.
“Dalam pandangan kami, transisi ke kondisi La Nina, yang menurut Badan Cuaca Nasional AS kemungkinan besar akan terjadi pada Juli-September 2024, akan mendukung peningkatan produksi beras di Asia Tenggara,” kata para analis dari perusahaan konsultan BMI dalam laporan mereka.
La Nina ditandai dengan suhu dingin di Samudera Pasifik. Pola cuaca ini membawa curah hujan tinggi ke Asia Tenggara.
Dunia saat ini berada pada fase netral atau transisi dari El Nino ke La Nina. Berbeda dengan La Nina, El Nino menyebabkan cuaca yang lebih kering di Asia Tenggara.
"Curah hujan di Asia Tenggara di bawah rata-rata selama peristiwa El Nino pada 2023-2024 yang saat ini sudah mereda," kata para analis BMI.
La Nina juga meningkatkan frekuensi bencana angin topan di kawasan Karibia. Para ahli meminta negara di wilayah tersebut untuk bersiap.
Siklus antara El Nino, La Nina, dan fase netral biasanya berlangsung selama dua hingga tujuh tahun. (WHY)