IDXChannel - Ada kemungkinan 65 persen pola cuaca La Nina, yang ditandai dengan suhu dingin di Samudera Pasifik, akan muncul pada Juli-September 2024, menurut Pusat Prediksi Iklim (CPC) Amerika Serikat (AS).
“La Nina berkorelasi dengan cuaca yang lebih kering di Amerika Utara, Asia Timur, dan Amerika Selatan selama musim tanam,” kata Chris Hyde, ahli meteorologi di Maxar, dilansir dari Reuters pada Jumat (14/6/2024).
Menurut Isaac Hankes, analis cuaca senior di London Stock Exchange Group, La Nina dapat mendukung sektor pertanian di Afrika Selatan, Asia Selatan, Asia Tenggara, dan Australia karena peningkatan curah hujan.
Dunia menghadapi fenomena cuaca El Nino dalam beberapa tahun ke belakang yang memicu cuaca yang lebih kering di Asia Selatan, Asia Tenggara, Australia, dan sebagian Afrika.
Siklus antara El Nino, La Nina, dan fase netral biasanya berlangsung selama dua hingga tujuh tahun dan dapat menyebabkan kebakaran hutan, siklon tropis, banjir, dan kekeringan berkepanjangan, yang berdampak pada petani di seluruh dunia.