PBB: Populasi India Nyaris 1,5 Miliar Jiwa, Tak Akan Menurun hingga 40 Tahun Lagi
Saat ini, rata-rata perempuan di India memiliki sekitar dua anak. Angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan tahun 1960-an.
IDXChannel – India telah menyalip China sebagai negara dengan populasi terbanyak di dunia sejak 2022. Dana Kependudukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNFPA) mengungkapkan, Negeri Anak Benua itu diperkirakan terus mengalami pertumbuhan penduduk hingga mencapai sekitar 1,7 miliar jiwa dalam beberapa dekade mendatang.
"India sekarang adalah negara dengan penduduk terbanyak di dunia, dengan hampir 1,5 miliar jiwa – jumlah ini diperkirakan bertambah menjadi sekitar 1,7 miliar jiwa sebelum mulai menurun, sekitar 40 tahun lagi," kata UNFPA dalam laporan Keadaan Penduduk Dunia, Selasa (10/6/2025).
Laporan UNFPA menyoroti bahwa pertumbuhan populasi India didorong oleh berbagai faktor. Di antaranya yaitu tingkat kelahiran yang masih cukup tinggi meskipun telah menurun drastis dibandingkan masa lalu.
Saat ini, rata-rata perempuan di India memiliki sekitar dua anak. Angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan tahun 1960-an. Pada waktu itu, ketika populasi India masih sekitar 436 juta jiwa, seorang wanita rata-rata melahirkan hampir enam anak. Penurunan tersebut mencerminkan perubahan sosial, peningkatan akses pendidikan, dan program keluarga berencana yang lebih baik di India.
Sebelum 2022, China telah lama memegang predikat sebagai negara terpadat selama beberapa dekade. Keberhasilan India menyalip Negeri Tirai Bambu sebagai negara terpadat juga menyiratkan tantangan dan peluang yang dihadapi New Delhi. Dengan populasi yang besar, India memiliki potensi tenaga kerja muda yang melimpah, yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi jika dikelola dengan baik.
Akan tetapi, pertumbuhan penduduk yang pesat juga menimbulkan tekanan pada sumber daya, seperti pangan, air, dan infrastruktur, serta meningkatkan kebutuhan akan lapangan kerja dan layanan kesehatan. Pemerintah India kini dihadapkan pada tugas untuk menyeimbangkan pertumbuhan ini dengan pembangunan berkelanjutan.
Perbandingan dengan China menunjukkan dinamika yang berbeda. China, yang kini memiliki populasi sekitar 1,4 miliar jiwa, mengalami penurunan jumlah penduduk akibat kebijakan satu anak yang diterapkan selama beberapa dekade, meskipun kebijakan tersebut telah dilonggarkan.
Sebaliknya, India, dengan populasi yang lebih muda dan tingkat kelahiran yang lebih tinggi, terus tumbuh. Perubahan ini tidak hanya memengaruhi kedua negara, tetapi juga memiliki implikasi global, termasuk dalam hal ekonomi, lingkungan, dan geopolitik.
Konteks ini juga relevan bagi Indonesia, yang selama beberapa dekade ini selalu menempati peringkat keempat negara terpadat di dunia dengan populasi saat ini melebihi 280 juta jiwa. Meskipun jauh di bawah India dan China, Indonesia juga menghadapi tantangan serupa dalam mengelola populasi yang besar, seperti memastikan pendidikan dan kesehatan yang merata.
Indonesia harus memanfaatkan bonus demografi sekaligus mengantisipasi tantangan jangka panjang. Laporan UNFPA menekankan pentingnya investasi pada manusia, terutama dalam hal pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan perempuan, untuk mengelola pertumbuhan populasi secara berkelanjutan.
(Ahmad Islamy Jamil)