Sistem Online Trading Syariah Indonesia Dapat Perhatian Khusus Abu Dhabi
BEI mengatakan Shariah Online Trading System (SOTS) milik Indonesia cukup diminati investor dan berhasil menarik perhatian dunia.
IDXChannel - Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Jeffrey Hendrik, mengatakan Shariah Online Trading System (SOTS) milik Indonesia cukup diminati investor dan berhasil menarik perhatian dunia.
Dalam acara HerShare 2025 yang diselenggarakan di Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (25/4/2025), Jeffrey menyebut SOTS Indonesia mendapat perhatian khusus dari Abu Dhabi.
Menurutnya, Abu Dhabi Stock Exchange sangat tertarik untuk mempelajari bagaimana Indonesia bisa mengembangkan sistem online trading syariah yang bisa dinikmati para investor.
"Beberapa tahun yang lalu, saya mengunjungi Abu Dhabi Stock Exchange. CEO Abu Dhabi Stock Exchange itu justru ingin belajar bagaimana Indonesia bisa mengembangkan sistem online trading syariah yang bisa dinikmati oleh sekian banyak investor di seluruh Indonesia," ujar Jeffrey.
"Sehingga kendala teknologi, kendala komunikasi itu bisa diatasi. Masyarakat bisa dengan nyaman, bisa dengan mudah dan murah bertransaksi saham syariah dengan menggunakan sistem online trading syariah," lanjutnya.
Jeffrey menyatakan pasar modal syariah Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang sangat pesat dan berhasil menjadi sorotan dunia.
Menurutnya, kemajuan terlihat dari berbagai indikator. Salah satunya yaitu diraihnya penghargaan internasional The Best Islamic Capital Market dari Global Islamic Finance Award selama empat tahun berturut-turut.
"Penghargaan yang diraih BEI ini menjadi bukti pengakuan dunia atas keberhasilan pengembangan pasar modal syariah Tanah Air," lanjut Jeffrey.
Dari sisi jumlah saham syariah, BEI mencatatkan peningkatan signifikan dalam lima tahun terakhir, yaitu sebesar 55,71 persen. Saat ini, terdapat 668 saham syariah atau sekitar 70 persen dari total 956 saham yang tercatat di BEI.
Tak hanya dari sisi jumlah, kontribusi saham syariah terhadap kapitalisasi pasar juga besar, mencapai 59 persen dari total kapitalisasi pasar Indonesia yang tembus Rp11.000 triliun. Sementara itu, dari rata-rata nilai transaksi harian, saham syariah menyumbang 52 persen.
“Dari sisi frekuensi, kontribusinya bahkan mencapai 72 persen dan volume transaksi kontribusinya 58 persen," ujar Jeffrey.
Selain itu, pasar modal syariah Indonesia telah menjalankan seluruh proses transaksi secara end-to-end sesuai prinsip syariah. Mulai dari transaksi di bursa, mekanisme kliring dan penjaminan di KPEI, hingga penyimpanan dan penyelesaian transaksi di KSEI.
"Mekanisme perlindungan investor di SIPF juga telah memperoleh fatwa kesesuaian syariah dari Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)," kata dia.
(Febrina Ratna Iskana)