Technology

Dua Kunci Masa Depan Industri Otomotif Indonesia, Jangan Sampai Habis

M Fadli Ramadan 30/01/2023 17:03 WIB

Industri otomotif menjadi salah satu penggerak roda perekonomian Indonesia.

Dua Kunci Masa Depan Industri Otomotif Indonesia, Jangan Sampai Habis (Foto: MNC Media)

IDXChannelIndustri otomotif menjadi salah satu penggerak roda perekonomian Indonesia. Tahun lalu, jumlah ekspor mobil juga menjadi yang terbesar dalam sejarah industri otomotif di Indonesia.

Namun, saat ini industri otomotif masih dihantui oleh krisis suplai bahan baku yang dapat menghambat produksi.  
Menurut Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian R. Hendro Martono itu jadi hal terpenting.

“Inovasi serta ketersediaan bahan baku merupakan kunci bagi masa depan industri otomotif. Untuk mengatasi tantangan tersebut, Kemenperin mendorong perusahaan untuk mengembangkan sayap demi menjangkau pasar-pasar baru, menguatkan inovasi, serta meningkatkan anggaran research & development (R&D),” kata Hendro dikutip dalam laman Kemenperin.

Kemenperin dan para pihak terkait juga terus berupaya memastikan bahwa proses produksi industri otomotif dapat berjalan dengan baik. Dalam hal ini mempersiapkan ketersediaan bahan baku untuk keperluan produksi.

“Bapak Menteri Perindustrian juga meminta komitmen para pelaku industri otomotif untuk meningkatkan kandungan produk lokal, baik suku cadang maupun komponen, dalam proses manufaktur,” ujar Hendro.

Juru Bicara Kementerian Perindustrian, Febri Hendri Antoni Arif mengungkapkan bahwa Kemenperin saat ini sedang berusaha meningkatkan manufaktur di Indonesia. Ini demi mencapai tujuan Indonesia menjadi pusat ekspor.

“Kementerian Perindustrian menjalankan program pengembangan industri otomotif nasional secara konsisten agar industri otomotif di Indonesia mampu menjadi pusat produksi bagi pasar ekspor,” kata Febri.

Seperti yang dikatakan Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi bahwa jumlah ekspor sepanjang 2022 alami peningkatan besar. Meski terdapat tekanan inflasi di berbagai negara dan dampak perang Rusia-Ukraina, penjualan mobil di Indonesia tetap meningkat.

“Manufaktur kendaraan roda empat nasional berhasil menjadi pahlawan devisa dengan kemampuan ekspor secara CBU sebesar 473 ribu unit mobil. Jumlahnya meningkat 60,7 persen dibanding tahun 2021 yang berjumlah 294 ribu,” ungkap Febri.

Febri menambahkan, Indonesia saat ini telah melakukan ekspor ke lebih dari 80 negara di beberapa benua. Ini berhasil menghasilkan surplus devisa sebesar USD 3,4 triliun atau setara Rp50 ribu triliun.

Kendati begitu, Febri mengakui masih banyak tantangan yang dihadapi oleh industri otomotif. Beberapa tantangan di antaranya terkait ketersediaan bahan baku, kekurangan chip semikonduktor, kendala logistik dan transportasi, serta biaya energi yang tinggi.

(DES)

SHARE