Technology

Ini Profil ByteDance yang Dipaksa Jual TikTok oleh AS

Wahyu Dwi Anggoro 17/03/2024 05:00 WIB

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat (AS) pekan ini meloloskan rancangan undang-undang (RUU).

Ini Profil ByteDance yang Dipaksa Jual TikTok oleh AS. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat (AS) pekan ini meloloskan rancangan undang-undang  (RUU) yang akan memaksa pemilik TikTok asal China, ByteDance, untuk menjual aplikasi video pendek tersebut atau menghadapi larangan beroperasi.

Dilansir dari Reuters pada Sabtu (16/3/2024), ini adalah profil raksasa teknologi asal China tersebut.

Dijuluki "Pabrik Aplikasi" karena seringnya merilis aplikasi seluler, ByteDance didirikan oleh insinyur perangkat lunak Zhang Yiming pada 2012 di Beijing.

Perusahaan ini terkenal akan kecanggihan algoritmanya. Aplikasi andalannya seperti TikTok, Douyin, dan Toutiao menarik ratusan juta pengguna.

Terobosan pertamanya adalah Toutiao, sebuah aplikasi agregasi berita yang dirilis pada 2012. Toutiao menggunakan algoritma canggih untuk menyediakan konten yang dipersonalisasi.

Douyin merupakan aplikasi kembaran TikTok di China yang diluncurkan pada akhir 2016. Douyin meraih kesuksesan besar di China dan mencatat lebih dari 100 juta pengguna dalam waktu kurang dari setahun setelah dirilis.

ByteDance meluncurkan Douyin versi internasional yang disebut TikTok pada tahun berikutnya. Meskipun ByteDance mengatakan kedua aplikasi tersebut diposisikan sebagai dua produk berbeda sejak awal, keduanya memiliki logo yang sama dan desain antarmuka pengguna yang serupa.

Pendiri ByteDance

Lahir di Provinsi Fujian, Zhang belajar perangkat lunak di Universitas Nankai. Sebelum mendirikan ByteDance, ia bekerja di beberapa perusahaan teknologi, termasuk sempat sebentar di Microsoft.

Pada tahun-tahun awal ByteDance, ia menghabiskan sebagian besar waktunya di Beijing untuk mengerjakan Toutiao dan Douyin. Namun sejak merebaknya pandemi COVID-19, ia menghabiskan lebih banyak waktu di luar negeri, dengan Singapura sebagai basis utamanya.

Pada 2021, Zhang mengundurkan diri sebagai CEO ByteDance dan menyerahkan kendali kepada Liang Rubo, salah satu pendiri dan teman sekamarnya di universitas. Pada saat itu, dia mengatakan bahwa dia tidak memiliki keterampilan sosial untuk menjadi manajer yang ideal dan lebih suka menghabiskan waktu memikirkan strategi jangka panjang bagi perusahaan agar tidak menjadi pusat perhatian.

Menurut rilis yang diterbitkan oleh TikTok Mei lalu, sekitar 60% ByteDance dimiliki oleh investor global seperti Carlyle Group, General Atlantic, dan Susquehanna International Group, sisanya dimiliki karyawan Zhang.

Namun, Zhang memegang lebih dari 50% hak suara ByteDance. (WHY)

SHARE