Sering Disebut Predatory Pricing, Begini Respons TikTok
TikTok akhirnya buka suara terkait tudingan sebagai pelaku predatory pricing.
IDXChannel - Platform TikTok disebut-sebut melakukan praktik predatory pricing. Salah satunya disuarakan oleh Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM) Teten Masduki.
Terkait dengan hal tersebut, TikTok akhirnya buka suara. Perusahaan media sosiall itu membantah tuduhan terkait predatory pricing.
"Sebagai platform, TikTok tidak dapat menentukan harga produk," kata TikTok dikutip Senin (25/9/2023).
TikTok mengatakan penjual dapat menjual produknya dengan tingkat harga yang mereka tentukan sesuai dengan strategi bisnis mereka masing-masing. "Produk yang sama yang dapat ditemukan di TikTok Shop dan platform e-commerce lain memiliki tingkat harga yang serupa," jelas TikTok.
Sebelumnya, MenKopUKM Teten Masduki mengatakan praktik predatory pricing secara nyata mulai dirasakan khususnya oleh para pelaku usaha tekstil yang mengalami turunnya permintaan. Sehingga menekan omzet, bahkan berdampak pada penurunan produksi dan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karyawan UMKM.
"Saya mendapat informasi ada indikasi marak impor pakaian jadi maupun produk tekstil yang tak terkendali. Harga yang murah ini adalah predatory pricing di platform online, memukul pedagang offline dan dari sektor produksi konveksi juga industri tekstil dibanjiri produk dari luar yang sangat murah," ucap Teten.
Teten menyebut produk mereka kalah bersaing bukan karena kualitas, tetapi soal harga yang tidak masuk Harga Pokok Penjualan (HPP) pelaku UKM/IKM tekstil yang tidak mampu bersaing
Teranyar, Presiden Joko Widodo (Jokowi) turut berkomentar soal fenomena tersebut. Jokowi menyebut perlu adanya regulasi mengenai media sosial dan platform perdagangan atau ekonomi.
"Mestinya dia itu sosial media bukan ekonomi media, itu yang baru akan diselesaikan untuk segera diatur,” kata Jokowi akhir pekan lalu.
(FRI)