sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Industri Tekstil Jabar Nyaris Gulung Tikar Terimbas Predatory Pricing Social Commerce

Economics editor Ikhsan PSP
25/09/2023 08:30 WIB
Industri tekstil di wilayah Jawa Barat (Jabar) terancam berhenti produksi diduga karena maraknya praktik predatory pricing di social commerce.
Industri Tekstil Jabar Nyaris Gulung Tikar Terimbas Predatory Pricing Social Commerce (Foto: Ist)
Industri Tekstil Jabar Nyaris Gulung Tikar Terimbas Predatory Pricing Social Commerce (Foto: Ist)

IDXChannel - Industri tekstil di wilayah Jawa Barat (Jabar) terancam berhenti produksi diduga karena maraknya praktik predatory pricing di social commerce seperti TikTok Shop.

Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengatakan, praktik predatory pricing tersebut secara nyata mulai dirasakan khususnya oleh para pelaku usaha tekstil yang mengalami turunnya permintaan sehingga menekan omzet bahkan lebih lanjut berdampak pada penurunan produksi dan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) bagi pegawai UMKM.

"Ada penurunan yang cukup drastis karena pelaku UMKM yang memproduksi pakaian muslim, kerudung, pakaian jadi yang dijual di pasar grosir seperti Tanah Abang, ITC Kebon Kelapa, Pasar Andir terpantau anjlok. Akibatnya permintaan terhadap pakaian, kain, dan tekstil menurun drastis," ucap Menteri Teten dalam keterangan resminya usai melakukan kunjungan ke beberapa pabrik tekstil di Majalaya, Bandung, dikutip Senin (25/9/2023).

Menteri Teten menyebut produk mereka kalah bersaing bukan karena kualitas, tetapi soal harga yang tidak masuk Harga Pokok Penjualan (HPP) pelaku UKM/IKM tekstil yang tidak mampu bersaing. 

"Saya mendapat informasi ada indikasi marak impor pakaian jadi maupun produk tekstil yang tak terkendali. Harga yang murah ini adalah predatory pricing di platform online, memukul pedagang offline dan dari sektor produksi konveksi juga industri tekstil dibanjiri produk dari luar yang sangat murah," kata MenKopUKM.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement