sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Adu Tangguh Kinerja Perbankan RI versus AS di Sisa 2023

Banking editor Maulina Ulfa - Riset
11/08/2023 07:30 WIB
Sejumlah bank di Amerika Serikat (AS) dilaporkan memperoleh penurunan peringkat kredit oleh lembaga pemeringkatan Moody’s pada Selasa (8/8/2023).
Adu Tangguh Kinerja Perbankan RI versus AS di Sisa 2023. (Foto: Freepik)
Adu Tangguh Kinerja Perbankan RI versus AS di Sisa 2023. (Foto: Freepik)

Namun, sebagian besar bank mengatakan bahwa saldo simpanan mereka cukup stabil bahkan dalam menghadapi kekhawatiran likuiditas yang muncul di pasar.

Data likuiditas The Fed yang melacak saldo bank komersial secara mingguan menunjukkan bahwa simpanan di bank umum AS terus mengalami penurunan pada kuartal kedua tahun ini. (Lihat grafik di bawah ini.)

Sebelumnya, kampanye pengetatan suku bunga The Fed diproyeksi masih akan berlanjut ke depan. Pada pertemuan FMOC Juli, The Fed masih mengerek suku bunga pinjaman acuan ke kisaran 5,25 persen hingga 5,5 persen.

Ini menjadi serangkaian upaya lanjutan memperketat kebijakan moneter secara agresif selama satu setengah tahun terakhir dalam upaya untuk mengendalikan inflasi AS yang sulit dijinakkan.

"Kami memperkirakan risiko bank akan diperburuk oleh kenaikan signifikan tingkat suku bunga serta pengurangan berkelanjutan dalam cadangan sistem perbankan The Fed," kata Moody's dalam laporan terbarunya.

Adapun berdasarkan analisis Fitch Ratings, pengetatan kuantitatif (QT) The Fed juga secara signifikan mengurangi likuiditas dalam sistem perbankan komersial AS selama tahun depan.

Ini karena tingkat agregat cadangan bank yang disimpan di bank sentral turun. QT juga akan menekan simpanan bank, meningkatkan rasio pinjaman terhadap simpanan (L/D) di seluruh sistem perbankan AS.

Likuiditas yang lebih ketat dapat memperburuk peralihan yang sedang berlangsung ke kondisi kredit yang lebih ketat dan pada gilirannya akan membebani pertumbuhan AS.

Kinerja Perbankan RI Lebih Kokoh

Dibandingkan dengan sistem perbankan AS, sistem perbankan RI terbilang masih lebih kokoh. Hal ini terlihat dari rasio likuiditas, penyaluran kredit, hingga kinerja keuangan dan saham perbankan.

Laporan terbaru Bank Indonesia menemukan, likuiditas perbankan RI masih tercatat sehat sehingga berpotensi mendorong berlanjutnya peningkatan kredit atau pembiayaan. 

Rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) tercatat tinggi, yakni 26,73 per Juni 2023, sejalan dengan stance kebijakan likuiditas longgar Bank Indonesia.

Perkembangan likuiditas tersebut berperan positif terhadap perkembangan suku bunga perbankan. 

Di perbankan, suku bunga deposito 1 bulan dan suku bunga kredit pada Juni 2023 terjaga rendah, yaitu sebesar 4,14 persen dan 9,34 persen.

Empat perbankan terbesar di RI masih cukup mencatatkan kinerja likuiditas stabil. Terlihat dari rasio loan to deposit (LDR) yang masih di bawah 90 persen. (Lihat grafik di bawah ini.)

Sebagai informasi, LDR adalah perbandingan total penyaluran kredit terhadap total dana yang diterima. Semakin tinggi angka rasio yang ditunjukkan, hal ini menunjukkan bahwa suatu bank semakin memiliki tingkat likuiditas yang rendah.

LDR menggambarkan seberapa mampu sebuah bank untuk membayar kembali dana depositor yang telah digunakan untuk memberikan kredit atau pinjaman kepada nasabah lainnya.

Bank Indonesia menetapkan batas LDR menjadi 92 persen pada Desember 2013. Angka di bawah 92 persen menunjukkan LDR yang masih longgar.

Kinerja saham dan perolehan laba perbankan big cap tersebut juga masih moncer sepanjang tahun ini.

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement