Dalam waktu dekat, QR dari Jepang juga akan diterima di Indonesia dan Perry melihat inisiatif ini sebagai bukti nyata saling keterhubungan ekonomi di Asia melalui digital.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Keuangan Jepang Katsunobu Kato mengatakan, dengan kemajuan globalisasi dan pertumbuhan ekonomi yang signifikan di kawasan Asia, transaksi ekonomi cross border negara semakin meningkat, dan pentingnya pembayaran lintas batas semakin berkembang.
"Selain itu, sejak Agustus 2020, Jepang dan Indonesia telah memungkinkan pertukaran langsung yen Jepang dan rupiah Indonesia tanpa menggunakan dolar AS sebagai perantara," kata Kato.
Selain konektivitas QRIS, Bank Indonesia dan Menteri Keuangan Jepang juga menyepakati perluasan transaksi mata uang lokal (LCT).
Perry mengungkapkan bahwa nilai transaksi LCT antara Indonesia dan Jepang telah mencapai USD5,1 miliar hingga Juli 2025, menjadikannya yang terbesar kedua setelah China.
Awalnya, LCT didorong oleh kegiatan ekspor dan impor, tetapi kini BI berencana melangkah lebih jauh dengan menggabungkan LCT dengan pembayaran digital cross border.